Manajer Sebagai Pembuat Keputusan dalam Kajian Dasar-dasar Manajemen

Pembuat Keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Pembuatan keputusan (Decision Making) menggambarkan proses bagaimana serangkaian kegiatan dipilih sebagai Penyelesaian suatu masalah tertentu. Kualitas keputusan-keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun. Untuk lebih jelasnya silahkan simak isi makalah dibawah.

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahim..
Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul: Manajer Sebagai Pembuat Keputusan.
Salah satu tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Manajemen”. Kami menyadari bahwa dalam pembahasan makalah ini, tentunya akan ditemui beberapa hal yang belum  sempurna, maka dari itulah kami mohon kritik dan saran maupun sumbangan pemikiran yang sifatnya konstruktif untuk dijadikan sebagai  bahan pertimbangan dalam pengembangan makalah berikutnya.
Tidak lupa kami haturkan banyak terimakasih kepada:
1.      …………………………………………………………………………..
2.      Teman-teman yang turut mendukung dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


…………………………..


                       
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang ......................................................................................1
B.   Rumusan Masalah .................................................................................2
C.   Tujuan Penulisan ...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.   Pengertian Pembuat Keputusan ……………….....….......…..……....3
B.   Proses Manajer dalam Pembuatan Keputusan ………..…………...4
C.   Gaya Manajer dalam Pembuatan Keputusan ……………………....6
D.   Langkah-langkah Manajer dalam Pembuatan Keputusan …………9
BAB III PENUTUP
A.   Kesimpulan……………………………………………………......…...12
B.   Saran ………………………………………………………………......13
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...…..14

BAB I
PENDAHULUAN

      A.   Latar Belakang
Pembuat Keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Pembuatan keputusan (Decision Making) menggambarkan proses bagaimana serangkaian kegiatan dipilih sebagai Penyelesaian suatu masalah tertentu. Kualitas keputusan-keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun. Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian vital dari manajemen yang baik karena setiap keputusan yang diambil akan menentukan bagaimana sebuah organisasi dapat mencapai tujuan-tujuannya. Namun, mengapa manajer mengambil keputusan yang salah?. Di dalam pembahasan makalah kami ini, akan memaparkan hal-hal yang harus diketahui oleh seorang manajer untuk dapat menetapkan dan memutuskan keputusan yang harus diambil yaitu keputusan terbaik dengan mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut perusahaansecara menyeluruh.[1]
Membuat keputusan bukanlah hal yang mudah. Hal itu harus dilakukan di tengah berbagai factor-faktor yang terus menerus berubah, ketidakjelasan informasi, dan aneka pandangan yang saling bertentangan.
Makalah ini mengungkap proses keputusan yang mendasari perencanaan strategis. Rencana dan strategi mengambil tempat melalui pembuatan keputusan; Semakin baik pengambilan keputusan, semakin baik perencanaan strategis.


     B.   Rumusan Masalah
1.    Apa Pengertiaan Pembuat Keputusan ?
2.    Bagaimana proses Manajer dalam Pembuatan Keputusan ?
3.    Bagaimana gaya Manajer dalam Pembuatan Keputusan ?
4.    Sebutkan Langkah-langkah Manajer dalam Pembuatan Keputusan ?

     C.   Tujuan Penulisan
1.    Agar mahasiswa mampu mengetahui arti Pembuat Keputusan.
2.    Agar mahasiswa mampu memahami proses seorang manajer dalam Pembuatan Keputusan.
3.    Agar mahasiswa mengetahui gaya manajer dalam Pembuatan Keputusan.
4.    Agar mahasiswa mampu mengetahui Langkah-langkah Manajer dalam Pembuatan Keputusan.

  
BAB II
PEMBAHASAN

      A.   Pengertian Pembuat Keputusan
Pembuat keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peran penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan-keputusan sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat manajer. Dalam proses perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai, sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakan setiap tugas yang dibutuhkan. Seluruh proses perencanaan itu melibatkan manajer dalam serangkaian situasi pembuatan keputusan. Kualitas keputusan-keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun.[2]
Adapun Pengertian Pembuat keputusan Menurut para ahli yaitu sebagai berikut :
1.    G. R. Terry : Mengemukakan bahwa Pembuat keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2.    Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pembuat keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3.    Horold dan Cyril ODonnell : Mereka mengatakan bahwa pembuat keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
4.    P. Siagian : Pembuat keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.[3]
Secara umum Pembuat Keputusan menggambarkan proses melalui bagaimana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting bagi individu maupun organisasi. Mengambil keputusan kadang-kadang mudah tetapi lebih sering sulit sekali. Kemudahan atau kesulitan mengambil keputusan tergantung pada banyakanya alternatif yang tersedia. Semakin banyak alternatif yang tersedia, kita akan semakin sulit dalam mengambil keputusan. Keputusan yang diambil memiliki tingkat yang berbeda-beda. Ada keputusan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap organisasi, tetapi ada keputusan yang dapat menentukan kelangsungan hidup organisasi. Oleh karena itu, hendaknya mengambil keputusan dengan hati-hati dan bijaksana.

      B.   Proses Manajer dalam Pembuatan Keputusan
Seorang Pemimpin sebelum melakukan pembuatan keputusan ada Proses-proses tertentu yaitu terdiri dari 7 proses :
1.    Pemahaman dan Perumusan Masalah.
Hal pertama yang harus dilakukan oleh manajer dalam pembuatan keputusan adalah memahami masalah yang sedang dihadapi, dan peka terhadap masalah-masalah. Setelah masalah telah dipahami dengan baik, selanjutnya menentukan bagian-bagian masalah yang harus dipecahkan. Para manajer dapat mempermudah identifikasi masalah dengan cara sistematik menguji hubungan sebab-akibat.
2.    Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan.
Setelah manajer menentukan dan merumuskan masalah mereka harus mulai memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat, dan kemudian mendapatkan informasi tersebut.
3.    Pengembangan Alternatif-alternatif.
Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak kecendrungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif.
4.    Evaluasi Alternatif-alternatif.
Setelah manajer mengembangkan alternatif-alternatif, mereka harus mengevaluasinya untuk menilai efektifitas setiap alternatif. Efektifitas dapat diukur dengan dua kriteria : apakah alternatif tersebut realistik bila dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi atau perusahaan, dan seberapa baik alternatif akan membantu pemecahan masalah.
5.    Pemilihan Alternatif  Terbaik.
Tahap kelima pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi yang tesedia bagi manajer dan ketidak sempurnaan kebijakan manajer.
6.    Implementasi Keputusan.
Setelah alternatif terbaik dipilih, para manajer harus membuat rencana-rencana untuk mengatasi berbagai persyaratan dan masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan. Implementasi keputusan menyangkut lebih dari sekedar pemberian perintah. Manajer harus menetapkan anggaran atau jadwal rencana kegiatan, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang diperlukan, serta menugaskan tanggung jawab dan wewenang pelaksanaan tugas-tugas tertentu.
7.    Evaluasi Hasil-hasil Keputusan.
Implementasi keputusan harus dimonitor terus memnerus. Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil-hasil yang diinginkan.[4]

      C.   Gaya Manajer dalam Pembuatan Keputusan
Selain proses pembuatan keputusan, terdapat juga gaya pemimpin dalam pembuatan keputusan. Gaya adalah Lear Habit atau kebiasaan yang dipelajari. Gaya pembuatan keputusan merupakan kuadrat yang dibatasi oleh dimensi:
1.    Cara Berpikir, yang terdiri dari :
a.    Logis dan Rasional : Mengolah informasi secara serial
b.    Intuitif dan Kreatif : Memahami sesuatu secara keseluruhan.
2.    Toleransi terhadap Ambiguitas
a.    Kebutuhan yang tinggi untuk menstruktur informasi dengan cara meminimalkan ambiguitas.
b.    Kebutuhan yang rendah untuk menstruktur informasi, sehingga dapat memproses banyak pemikiran pada saat yang sama.[5]
Kombinasi dari kedua dimensi diatas menghasilkan gaya pembuatan  keputusan yang seperti :
1.    Direktif  : Toleransi ambiguitas rendah dan mencari rasionalitas. Efisien, mengambil keputusan secara cepat dan berorientasi jangka pendek
2.    Analitik : Toleransi ambiguitas tinggi dan mencari rasionalitas. Pengambil keputusan yang cermat, mampu menyesuaikan diri dengan situasi baru
3.    Konseptual  : Toleransi ambiguitas tinggi dan intuitif. Berorientasi jangka panjang, seringkali menekan solusi kreatif atas masalah
4.    Behavioral : Toleransi ambiguitas rendah dan intuitif. Mencoba menghindari konflik dan mengupayakan penerimaan.[6]
Berdasarkan uraian di atas, maka ada juga Upaya-upaya yang perlu ditempuh seperti :
1.    Mencerna Masalah.
Sejalan dengan peran kepemimpinan, maka terdapat perbedaan antara permasalahan tentang tujuan dan metode. Dalam kondisi seperti ini peran pemimpin adalah mengambil inisiatif dalam hubungannya dengan tujuan dan arah daripada metode dan cara.
2.    Identifikasi Alternatif.
Kemampuan untuk memperoleh alternatif yang relevan sebanyak-banyaknya.
3.    Tentukan Proritas.
Memilih diantara banyak alternativ adalah esensi dari kegiatan pengambilan keputusan.
4.    Ambil Langkah.
Upaya pengambilan keputusan tidak berhenti pada tataran pilihan, melainkan berlanjut pada langkah implementasi dan evaluasi guna memberikan umpan balik.[7]
Pembuatan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.
Dalam pembuatan keputusan seorang pemimpin dapat menggunakan metode-metode sebagai berikut :
a.    Keputusan-keputusan yang sifatnya sederhana individual artinya secara sendirian.
b.    Keputusan-keputusan yang sifatnya seragam dan diberikan secara terus menerus dapat diserahkan kepada orang-orang yang terlatih khusus untuk itu atau dilakukan dengan menggunakan komputer.
c.    Keputusan-keputusan yang bersifat rumit dan kompleks dalam arti menjadi tanggung jawab masyarkat lebih baik diambil secara kelompok atau majelis.
d.    Keputusan-keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab masalahnya menyangkut perhitungan – perhitungan secara teknis agae diambil dengan bantuan seorang ahli dalam bidang yang akan diambil keputusannya.[8]
Adapun beberapa Gaya dasar kepemimpinan dalam proses Pembuatan Keputusan, meliputi :
1.    Instruksi : gaya ini dicirikan dengan komunikasi satu arah. Pemimpin memberikan batasanm peranan pengikutnya dan memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana dan dimana melaksanakan berbagai tugas. Pemecahan masalah dan pembuatan keputusan semata-mata dilakukan oleh pemimpin, dan pelaksanannya diawasi secara ketat oleh pemimpin.
2.    Konsultasi : Pemimpin banyak memberikan pengarahan dan masih membuat hamper sama dengan keputusan, tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan komunikasi dua arah. Dan perilaku mendukung. Meskipun dukungan ditingkatkan, pengendalian (Control) atas pengambilan keputusan tetap pada pemimpin.
3.    Partisipasi : Posisi control atas pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian. Komunikasi dua arah ditingkatkan, dan peranan pemimpin adalah secara aktif mendengar. Tanggung jawab pemecahan masalah dan pembuatan keputusan sebagian besar berada pada pihak pengikut.
4.    Delegasi : Pemimpin mendistribusikan masalah bersama-sama dengan bawahan sehingga tercapai kesepakatan mengenai definisi masalah yang kemudian proses pembuatan keputusan didilegasikan (wewenang) secara keseluruhan kepada bawahan. Sekarang bawahanlah yang memiliki control untuk memutuskan tentang bagaimana cara pelaksanaan tugas.

      D.   Langkah-langkah Manajer dalam Pembuatan Keputusan
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.
Pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin. Oleh sebab itu, untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang diambil bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang ditimbulkannya. Melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya.
Kegiatan pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk kepemimpinan, sehingga :
1.    Teori keputusan meupakan metodologi untuk menstrukturkan dan menganalisis situasi yang tidak pasti atau berisiko, dalam konteks ini keputusan lebih bersifat perspektif daripada deskriptif
2.    Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang manajer memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data; manajer, secara individual dan dalam tim, mengatur dan mengawasi informasi terutama informasi bisnisnya
3.    Pengambilan keputusan adalah proses memlih di antara alternatif-alternatif tindakan untuk mengatasi masalah.[9]

Sebagai seorang manajer yang professional harus memiliki beberapa Langkah-langkah sebelum membuat keputusan yaitu yang terdiri dari :
a)    Langkah 1 : Mengidentifikasi Suatu Masalah
Masalah adalah perbedaan antara kondisi yang ada dan yang diinginkan. Masalah mempunyai beberapa karakteristik yaitu sebuah masalah akan menjadi masalah jika seorang manajer become aware of it, adanya tekanan dalam menyelesaikan masalah, dan manajer harus mempunyai otoritas, informasi, atau sumber yang di butuhkan untuk menyelesaikan masalah. Contohnya saya, sebagai manajer mempunyai karyawan di bidang computer. Belakangan ini produktifitas karyawan menurun karna computer yang digunakan suda tua da usang. Dalam hal ini ditemukan suatu masalah yaitu, Karyawan membutuhkan computer baru.
b)    Langkah 2 : Mengidentifikasi Kriteria Keputusan
Setelah manajer mengidentifikasi masalah, dia harus mengidentifikasi kriteria keputusan. Kriteria tersebut menyangkut biaya yang akan terjadi dan resiko yang akan dihadapi dan hasil yang diinginkan. Dari contoh dibawah, Debri mempertimbangkan kapasitas memori dan dan penyimpanan tampilan, berat, garansi, dan daya tahan baterai.
c)    Langkah 3 : Mengalokasikan Bobot Kriteria
Jika criteria yang relevan tidak sama arti pentingnya, pembuat keputusan harus member bobot pada msing masing criteria agar dapat memberinya prioritas yang tepat dalam membuat keputusan. Cara yang sederhana adalah dengan member bobot 10 pada criteria yang paling penting dan kemudian member bobot pada criteria yang lain dengan menggunakan standar tersebut.

d)    Langkah 5 : Menganalisis Alternatif.
Setelah alternative diidentifikasi, pembuat keputusan harus mengevaluasi setiap kemungkinan dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Caranya yaitu dengan menilai kekurangan dan kelebihan masing masing criteria. Gambar di atas menunjukan nilai yang diberikan Debri kepada setiap alternative setelah melakukan penelitian atasnya.
e)    Langkah 6 : Memilih sebuah Alternatif.
Langkah keenam dalam proses pembuatan keputusan adalah memilih alternative terbaik atau yang menghsilkan total tertinggi di langkah 5.  Dalam contoh ini, Debri memilih computer merek Dell Inspiron karna menghasilkan skor tertinggi. 
f)     Langkah 7 : Mengimplementasikan Alternatif.
Dalam proses pembuatan keputusan, anda menerapkan keputusan ke dalam tindakan dengan memberlakukan kepada mereka yang terpengaruh dan membuat mereka berkomitmen terhadapnya. Hal lain yang mungkin harus dilakukan manajer selama implementasi adalah menilai uang lingkungan untuk setiap perubahan, terutama dengan keputusan jangka panjang.
g)    Langkah 8 : Mengevaluasi Efektifitas Keputusan.
Langkah terakhir dalam proses pembuatan keputusan melibatkan evaluasi hasil ke[utusan untuk melihat apakah masalah tersebut terpecahkan. Jika masih saja terdapat masalah, mungkin membuat anda harus melakukan lagi langkah langkah sebelumnya atau bahkan harus mengulangi seluruh proses awal.[10]



BAB III
PENUTUP
         
      A.   Kesimpulan
Pembuat Keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peran penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan-keputusan sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat manajer.
Seorang Pemimpin sebelum melakukan pembuatan keputusan ada Proses-proses tertentu yaitu terdiri dari 7 proses :
1.    Pemahaman dan Perumusan Masalah.
2.    Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan.
3.    Pengembangan Alternatif-alternatif.
4.    Evaluasi Alternatif-alternatif.
5.    Pemilihan Alternatif  Terbaik.
6.    Implementasi Keputusan.
7.    Evaluasi Hasil-hasil Keputusan.
Selain proses pembuatan keputusan, terdapat juga gaya pemimpin dalam pembuatan keputusan. Gaya adalah Lear Habit atau kebiasaan yang dipelajari. Gaya pembuatan keputusan merupakan kuadrat yang dibatasi oleh dimensi:
1.    Cara berpikir
2.    Toleransi terhadap ambiguitas.

Sebagai seorang manajer yang professional harus memiliki beberapa Langkah-langkah sebelum membuat keputusan yaitu yang terdiri dari :
1.    Langkah 1 : Mengidentifikasi Suatu Masalah
2.    Langkah 2 : Mengidentifikasi Kriteria Keputusan
3.    Langkah 3 : Mengalokasikan Bobot Kriteria
4.    Langkah 4 : Menganalisis Alternatif
5.    Langkah 6 : Memilih sebuah Alternative
6.    Langkah 7 : Mengimplementasikan Alternatif
7.    Langkah 8 : Mengevaluasi Efektifitas Keputusan.
    
      B.   Saran
Semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STAIN Pamekasan. Saya sadar bahwa makalah  ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.   Untuk itu kepada dosen pembimbing saya minta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. Hani. 2000, Manajemen Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.
Griffin, Ricky W.  2004. Manajemen,  Jakarta : Erlangga.
Herujito, Yayat M. 2001,  Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta : Grasindo.
Siswanto.  2007, Pengantar Manajemen, Jakarta : Bumi Aksara.
Sulistyorini. 2009, Manajemen Pendidikan Islam, Yogyakarta : Teras.
Chusnul, Chotimah, Fathurrohman. 2014, Komplemen Manajemen Pendidikan Islam, Yogyakarta : Teras.



[1]  Hani Handoko.  Manajemen Edisi 2,  (Yogyakarta : BPFE, 2000), Hlm. 155
[2] Ricky Griffin. Manajemen,  (Jakarta : Erlangga, 2004), Hlm. 67
[3] Yayat Herujito. Dasar-Dasar Manajemen,  (Jakarta : Grasindo, 2001). Hlm. 92
[4] Ibid, Hlm. 97
[5] Hani Handoko.  Manajemen Edisi 2,  (Yogyakarta : BPFE, 2000), Hlm. 36
[6] Ibid, hlm. 54
[7] Siswanto. Pengantar Manajemen,  (Jakarta : Bumi Aksara, 2007). Hlm. 58
[8] Ibid, hlm. 61
[9] Sulistyorini. Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Teras, 2009). Hlm. 273.
[10] Chusnul, Chotimah, Fathurrohman. Komplemen Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Teras, 2014). Hlm. 433.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel