Manajer Sebagai Pembuat Keputusan dalam Kajian Dasar-dasar Manajemen
Maret 24, 2017
Pembuat Keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Pembuatan keputusan (Decision Making)
menggambarkan proses bagaimana serangkaian kegiatan dipilih sebagai Penyelesaian suatu masalah tertentu. Kualitas keputusan-keputusan
manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun. Untuk lebih
jelasnya silahkan simak isi makalah dibawah.
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahim..
Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah
SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul: Manajer Sebagai
Pembuat Keputusan.
Salah satu tujuan dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai guna memenuhi tugas mata kuliah “Dasar-dasar
Manajemen”. Kami menyadari bahwa dalam pembahasan
makalah ini, tentunya akan ditemui beberapa hal yang belum sempurna, maka dari
itulah kami mohon kritik dan saran maupun sumbangan
pemikiran yang sifatnya konstruktif untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan
makalah berikutnya.
Tidak
lupa kami haturkan banyak terimakasih kepada:
1.
…………………………………………………………………………..
2.
Teman-teman
yang turut mendukung dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
…………………………..
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ......................................................................................1
B. Rumusan
Masalah .................................................................................2
C. Tujuan
Penulisan ...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembuat Keputusan ……………….....….......…..……....3
B. Proses
Manajer dalam Pembuatan Keputusan
………..…………...4
C. Gaya
Manajer dalam Pembuatan Keputusan ……………………....6
D. Langkah-langkah
Manajer dalam Pembuatan Keputusan
…………9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………......…...12
B. Saran ………………………………………………………………......13
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...…..14
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembuat Keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Pembuatan keputusan (Decision Making)
menggambarkan proses bagaimana serangkaian kegiatan dipilih sebagai Penyelesaian suatu masalah tertentu. Kualitas keputusan-keputusan
manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun. Pengambilan keputusan yang baik
merupakan bagian vital dari manajemen
yang baik karena setiap keputusan yang diambil akan menentukan bagaimana sebuah
organisasi dapat mencapai tujuan-tujuannya. Namun, mengapa manajer mengambil keputusan yang salah?. Di dalam pembahasan
makalah kami ini, akan memaparkan hal-hal yang harus diketahui oleh seorang
manajer untuk dapat menetapkan dan memutuskan keputusan yang harus diambil
yaitu keputusan terbaik dengan mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut
perusahaansecara menyeluruh.[1]
Membuat
keputusan bukanlah hal yang mudah. Hal itu harus dilakukan di tengah berbagai
factor-faktor yang terus menerus berubah, ketidakjelasan informasi, dan aneka
pandangan yang saling bertentangan.
Makalah
ini mengungkap proses keputusan yang mendasari perencanaan strategis. Rencana
dan strategi mengambil tempat melalui pembuatan keputusan; Semakin baik
pengambilan keputusan, semakin baik perencanaan strategis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertiaan Pembuat Keputusan ?
2. Bagaimana proses Manajer dalam Pembuatan Keputusan ?
3. Bagaimana gaya Manajer dalam Pembuatan Keputusan ?
4. Sebutkan Langkah-langkah Manajer dalam Pembuatan
Keputusan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui arti Pembuat
Keputusan.
2. Agar mahasiswa mampu memahami proses seorang manajer
dalam Pembuatan Keputusan.
3. Agar mahasiswa mengetahui gaya manajer dalam Pembuatan Keputusan.
4. Agar mahasiswa mampu mengetahui Langkah-langkah
Manajer dalam Pembuatan Keputusan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembuat Keputusan
Pembuat keputusan adalah bagian kunci
kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peran penting, terutama bila manajer
melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan-keputusan
sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat manajer. Dalam proses
perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai,
sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakan setiap tugas
yang dibutuhkan. Seluruh proses perencanaan itu melibatkan manajer dalam
serangkaian situasi pembuatan keputusan. Kualitas keputusan-keputusan manajer
akan menentukan efektifitas rencana yang disusun.[2]
Adapun Pengertian Pembuat keputusan Menurut para ahli yaitu sebagai berikut :
1. G. R. Terry :
Mengemukakan bahwa Pembuat keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan
kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2. Claude S.
Goerge, Jr : Mengatakan proses pembuat keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan
manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan,
penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril ODonnell : Mereka mengatakan bahwa pembuat
keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak
yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika
tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi
yang telah dibuat.
4. P. Siagian : Pembuat
keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah,
pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.[3]
Secara
umum Pembuat Keputusan menggambarkan proses melalui bagaimana serangkaian
kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. Pengambilan
keputusan merupakan hal yang sangat penting bagi individu maupun organisasi.
Mengambil keputusan kadang-kadang mudah tetapi lebih sering sulit sekali.
Kemudahan atau kesulitan mengambil keputusan tergantung pada banyakanya
alternatif yang tersedia. Semakin banyak alternatif yang tersedia, kita akan
semakin sulit dalam mengambil keputusan. Keputusan yang diambil memiliki tingkat
yang berbeda-beda. Ada keputusan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap
organisasi, tetapi ada keputusan yang dapat menentukan kelangsungan hidup
organisasi. Oleh karena itu, hendaknya mengambil keputusan dengan hati-hati dan
bijaksana.
B. Proses Manajer dalam Pembuatan Keputusan
Seorang Pemimpin sebelum melakukan pembuatan keputusan ada Proses-proses tertentu yaitu terdiri dari 7 proses :
1. Pemahaman dan Perumusan Masalah.
Hal pertama yang harus dilakukan
oleh manajer dalam pembuatan keputusan adalah memahami masalah yang sedang
dihadapi, dan peka terhadap masalah-masalah. Setelah masalah telah dipahami
dengan baik, selanjutnya menentukan bagian-bagian masalah yang harus
dipecahkan. Para manajer dapat mempermudah identifikasi masalah dengan cara sistematik
menguji hubungan sebab-akibat.
2. Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan.
Setelah manajer menentukan dan
merumuskan masalah mereka harus mulai memutuskan langkah-langkah selanjutnya.
Manajer pertama kali harus menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk
membuat keputusan yang tepat, dan kemudian mendapatkan informasi tersebut.
3. Pengembangan Alternatif-alternatif.
Pengembangan sejumlah alternatif
memungkinkan manajer menolak kecendrungan untuk membuat keputusan terlalu cepat
dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif.
4. Evaluasi Alternatif-alternatif.
Setelah manajer mengembangkan
alternatif-alternatif, mereka harus mengevaluasinya untuk menilai efektifitas
setiap alternatif. Efektifitas dapat diukur dengan dua kriteria : apakah alternatif
tersebut realistik bila dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi atau perusahaan, dan seberapa baik
alternatif akan membantu pemecahan masalah.
5. Pemilihan Alternatif Terbaik.
Tahap kelima pembuatan keputusan
merupakan hasil evaluasi berbagai alternatif. Alternatif terpilih akan
didasarkan pada jumlah informasi yang tesedia bagi manajer dan ketidak
sempurnaan kebijakan manajer.
6. Implementasi Keputusan.
Setelah alternatif terbaik dipilih,
para manajer harus membuat rencana-rencana untuk mengatasi berbagai persyaratan
dan masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan. Implementasi
keputusan menyangkut lebih dari sekedar pemberian perintah. Manajer harus
menetapkan anggaran atau jadwal rencana kegiatan, mengadakan dan mengalokasikan
sumber daya-sumber daya yang diperlukan, serta menugaskan tanggung jawab dan
wewenang pelaksanaan tugas-tugas tertentu.
7. Evaluasi Hasil-hasil Keputusan.
Implementasi keputusan harus
dimonitor terus memnerus. Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi
dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil-hasil yang diinginkan.[4]
C. Gaya Manajer dalam Pembuatan Keputusan
Selain
proses pembuatan keputusan, terdapat juga gaya pemimpin dalam pembuatan keputusan. Gaya adalah Lear
Habit atau
kebiasaan yang dipelajari. Gaya pembuatan
keputusan merupakan kuadrat
yang dibatasi oleh dimensi:
1. Cara Berpikir, yang terdiri dari :
a. Logis dan Rasional : Mengolah informasi secara serial
b. Intuitif dan Kreatif : Memahami sesuatu secara keseluruhan.
2. Toleransi terhadap Ambiguitas
a. Kebutuhan yang tinggi untuk
menstruktur informasi dengan cara meminimalkan ambiguitas.
b. Kebutuhan yang rendah untuk
menstruktur informasi, sehingga dapat memproses banyak pemikiran pada saat yang
sama.[5]
Kombinasi
dari kedua dimensi diatas menghasilkan gaya pembuatan keputusan yang seperti :
1. Direktif :
Toleransi ambiguitas
rendah dan mencari rasionalitas. Efisien, mengambil keputusan secara cepat dan
berorientasi jangka pendek
2. Analitik : Toleransi ambiguitas tinggi dan
mencari rasionalitas. Pengambil keputusan yang cermat, mampu menyesuaikan diri
dengan situasi baru
3. Konseptual : Toleransi ambiguitas tinggi dan
intuitif. Berorientasi jangka panjang, seringkali menekan solusi kreatif atas
masalah
4. Behavioral : Toleransi ambiguitas rendah dan
intuitif. Mencoba menghindari konflik dan mengupayakan penerimaan.[6]
Berdasarkan
uraian di atas, maka ada juga Upaya-upaya yang perlu ditempuh
seperti :
1. Mencerna Masalah.
Sejalan dengan peran kepemimpinan,
maka terdapat perbedaan antara permasalahan tentang tujuan dan metode. Dalam
kondisi seperti ini peran pemimpin adalah mengambil inisiatif dalam hubungannya
dengan tujuan dan arah daripada metode dan cara.
2.
Identifikasi
Alternatif.
Kemampuan untuk memperoleh alternatif yang relevan sebanyak-banyaknya.
3.
Tentukan
Proritas.
Memilih diantara banyak alternativ
adalah esensi dari kegiatan pengambilan keputusan.
4.
Ambil
Langkah.
Upaya pengambilan keputusan tidak
berhenti pada tataran pilihan, melainkan berlanjut pada langkah implementasi
dan evaluasi guna memberikan umpan balik.[7]
Pembuatan
keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab
itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan
ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan
keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan,
komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.
Dalam
pembuatan keputusan seorang pemimpin dapat menggunakan metode-metode sebagai berikut :
a.
Keputusan-keputusan
yang sifatnya sederhana individual artinya secara sendirian.
b.
Keputusan-keputusan
yang sifatnya seragam dan diberikan secara terus menerus dapat diserahkan
kepada orang-orang
yang terlatih khusus untuk itu atau dilakukan dengan menggunakan komputer.
c.
Keputusan-keputusan
yang bersifat rumit dan kompleks dalam arti menjadi tanggung jawab masyarkat
lebih baik diambil secara kelompok atau majelis.
d.
Keputusan-keputusan
yang bersifat rumit dan kompleks sebab masalahnya menyangkut perhitungan –
perhitungan secara teknis agae diambil dengan bantuan seorang ahli dalam bidang
yang akan diambil keputusannya.[8]
Adapun beberapa Gaya dasar kepemimpinan dalam proses Pembuatan
Keputusan, meliputi :
1. Instruksi : gaya ini
dicirikan dengan komunikasi satu arah. Pemimpin memberikan batasanm peranan
pengikutnya dan memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana dan dimana
melaksanakan berbagai tugas. Pemecahan masalah dan pembuatan keputusan
semata-mata dilakukan oleh pemimpin, dan pelaksanannya diawasi secara ketat
oleh pemimpin.
2. Konsultasi : Pemimpin
banyak memberikan pengarahan dan masih membuat hamper sama dengan keputusan,
tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan komunikasi dua arah. Dan perilaku
mendukung. Meskipun dukungan ditingkatkan, pengendalian (Control) atas
pengambilan keputusan tetap pada pemimpin.
3. Partisipasi : Posisi
control atas pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara
bergantian. Komunikasi dua arah ditingkatkan, dan peranan pemimpin adalah
secara aktif mendengar. Tanggung jawab pemecahan masalah dan pembuatan
keputusan sebagian besar berada pada pihak pengikut.
4. Delegasi : Pemimpin
mendistribusikan masalah bersama-sama dengan bawahan sehingga tercapai
kesepakatan mengenai definisi masalah yang kemudian proses pembuatan keputusan
didilegasikan (wewenang) secara keseluruhan kepada bawahan. Sekarang bawahanlah
yang memiliki control untuk memutuskan tentang bagaimana cara pelaksanaan tugas.
D. Langkah-langkah Manajer dalam Pembuatan Keputusan
Kepemimpinan
seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap
pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab
terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang
pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi
pemimpin.
Pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku
mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin. Oleh sebab itu, untuk mengetahui
baik tidaknya keputusan yang diambil bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang
ditimbulkannya. Melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya.
Kegiatan
pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk kepemimpinan, sehingga :
1. Teori keputusan meupakan metodologi
untuk menstrukturkan dan menganalisis situasi yang tidak pasti atau berisiko,
dalam konteks ini keputusan lebih bersifat perspektif daripada deskriptif
2. Pengambilan keputusan adalah proses
mental dimana seorang manajer memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan
hal lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan
menganalisis data; manajer, secara individual dan dalam tim, mengatur dan
mengawasi informasi terutama informasi bisnisnya
3. Pengambilan keputusan adalah proses
memlih di antara alternatif-alternatif tindakan untuk mengatasi masalah.[9]
Sebagai seorang manajer yang professional harus memiliki beberapa Langkah-langkah sebelum membuat keputusan yaitu yang terdiri dari :
a) Langkah 1 : Mengidentifikasi
Suatu Masalah
Masalah
adalah perbedaan antara kondisi yang ada dan yang diinginkan. Masalah mempunyai
beberapa karakteristik yaitu sebuah masalah akan menjadi masalah jika seorang
manajer become aware of it, adanya tekanan dalam menyelesaikan masalah, dan
manajer harus mempunyai otoritas, informasi, atau sumber yang di butuhkan untuk
menyelesaikan masalah. Contohnya saya, sebagai manajer mempunyai karyawan di
bidang computer. Belakangan ini produktifitas karyawan menurun karna computer yang
digunakan suda tua da usang. Dalam hal ini ditemukan suatu masalah yaitu,
Karyawan membutuhkan computer baru.
b) Langkah 2 : Mengidentifikasi
Kriteria Keputusan
Setelah
manajer mengidentifikasi masalah, dia harus mengidentifikasi kriteria
keputusan. Kriteria tersebut menyangkut biaya yang akan terjadi dan resiko yang
akan dihadapi dan hasil yang diinginkan. Dari contoh dibawah, Debri
mempertimbangkan kapasitas memori dan dan penyimpanan tampilan, berat, garansi,
dan daya tahan baterai.
c) Langkah 3 : Mengalokasikan
Bobot Kriteria
Jika
criteria yang relevan tidak sama arti pentingnya, pembuat keputusan harus
member bobot pada msing masing criteria agar dapat memberinya prioritas yang
tepat dalam membuat keputusan. Cara yang sederhana adalah dengan member bobot
10 pada criteria yang paling penting dan kemudian member bobot pada criteria
yang lain dengan menggunakan standar tersebut.
d) Langkah 5 : Menganalisis
Alternatif.
Setelah
alternative diidentifikasi, pembuat keputusan harus mengevaluasi setiap
kemungkinan dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Caranya yaitu dengan menilai kekurangan dan kelebihan masing masing criteria.
Gambar di atas menunjukan nilai yang diberikan Debri kepada setiap alternative
setelah melakukan penelitian atasnya.
e) Langkah 6 : Memilih
sebuah Alternatif.
Langkah
keenam dalam proses pembuatan keputusan adalah memilih alternative terbaik atau
yang menghsilkan total tertinggi di langkah 5. Dalam contoh ini, Debri
memilih computer merek Dell Inspiron karna menghasilkan skor tertinggi.
f) Langkah 7 : Mengimplementasikan
Alternatif.
Dalam proses
pembuatan keputusan, anda menerapkan keputusan ke dalam tindakan dengan
memberlakukan kepada mereka yang terpengaruh dan membuat mereka berkomitmen
terhadapnya. Hal lain yang mungkin harus dilakukan manajer selama implementasi
adalah menilai uang lingkungan untuk setiap perubahan, terutama dengan
keputusan jangka panjang.
g) Langkah 8 : Mengevaluasi
Efektifitas Keputusan.
Langkah
terakhir dalam proses pembuatan keputusan melibatkan evaluasi hasil ke[utusan
untuk melihat apakah masalah tersebut terpecahkan. Jika masih saja terdapat
masalah, mungkin membuat anda harus melakukan lagi langkah langkah sebelumnya
atau bahkan harus mengulangi seluruh proses awal.[10]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembuat Keputusan adalah bagian kunci
kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peran penting, terutama bila manajer
melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan-keputusan
sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat manajer.
Seorang Pemimpin sebelum melakukan pembuatan keputusan ada Proses-proses tertentu yaitu terdiri dari 7 proses :
1. Pemahaman dan Perumusan Masalah.
2. Pengumpulan dan Analisa Data yang
Relevan.
3. Pengembangan Alternatif-alternatif.
4. Evaluasi Alternatif-alternatif.
5. Pemilihan Alternatif Terbaik.
6. Implementasi Keputusan.
7. Evaluasi Hasil-hasil Keputusan.
Selain
proses pembuatan keputusan, terdapat juga gaya pemimpin dalam pembuatan keputusan. Gaya adalah Lear
Habit atau
kebiasaan yang dipelajari. Gaya pembuatan
keputusan merupakan kuadrat
yang dibatasi oleh dimensi:
1. Cara berpikir
2. Toleransi terhadap ambiguitas.
Sebagai seorang manajer yang professional harus memiliki beberapa Langkah-langkah sebelum membuat keputusan yaitu yang terdiri dari :
1. Langkah 1 :
Mengidentifikasi Suatu Masalah
2. Langkah 2 :
Mengidentifikasi Kriteria Keputusan
3. Langkah 3 : Mengalokasikan
Bobot Kriteria
4. Langkah 4 :
Menganalisis Alternatif
5. Langkah 6 : Memilih
sebuah Alternative
6. Langkah 7 :
Mengimplementasikan Alternatif
7. Langkah 8 : Mengevaluasi
Efektifitas Keputusan.
B. Saran
Semoga
Makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STAIN Pamekasan. Saya sadar
bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk
itu kepada dosen pembimbing saya minta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Handoko, T. Hani. 2000, Manajemen Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.
Griffin, Ricky W. 2004. Manajemen, Jakarta : Erlangga.
Herujito, Yayat M. 2001, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta : Grasindo.
Siswanto. 2007, Pengantar
Manajemen, Jakarta
: Bumi Aksara.
Sulistyorini. 2009, Manajemen Pendidikan Islam, Yogyakarta
: Teras.
Chusnul, Chotimah, Fathurrohman.
2014, Komplemen Manajemen Pendidikan Islam, Yogyakarta : Teras.
[1] Hani Handoko.
Manajemen
Edisi 2, (Yogyakarta
: BPFE, 2000), Hlm. 155
[2] Ricky Griffin. Manajemen, (Jakarta : Erlangga, 2004), Hlm. 67
[3] Yayat Herujito. Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : Grasindo, 2001). Hlm. 92
[4] Ibid, Hlm. 97
[5] Hani Handoko. Manajemen
Edisi 2, (Yogyakarta : BPFE, 2000), Hlm. 36
[6] Ibid, hlm. 54
[7] Siswanto. Pengantar
Manajemen, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2007). Hlm. 58
[8] Ibid, hlm. 61
[9] Sulistyorini. Manajemen
Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Teras, 2009). Hlm. 273.
[10] Chusnul, Chotimah,
Fathurrohman. Komplemen Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Teras,
2014). Hlm. 433.