Makalah Konsep Dasar, Ruang Lingkup dan Sejarah Manajemen Strategi
Maret 19, 2017
Mengelola aktifitas-aktifitas internal perusahaan hanya sebagian dari tanggung jawab eksekutif yang modern. Eksekutif modern harus juga menanggapi tantangan-tantangan yang diakibatkan oleh lingkungan eksternal yang cepet berubah dan juga tidak bersahabat. Lingkungan eksternal yang cepat berubah terdiri atas pesaing pemasok, sumber daya yang semakin jarang, lembaga pemerintahan dengan peraturan yang beraneka ragam, dan pelanggan yang preferensinya sering berubah dengan tidak dapat dipahami/ dijelaskan. untuk lebih jelasnya silahkan baca makalah lengkapnya berikut ini:
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Dengan
Asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah SWT
pemelihara sekalian alam. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan pada
jungjungan kita Nabi Muhammad SAW. Dengan rahmad Allah, taufik, inayah serta
hidayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep
Dasar, Ruang Lingkup dan Sejarah Manajemen Strategiini dengan baik tanpa
suatu halangan apapun.
Kami juga berharap, semuga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca khususnya teman-teman dan mudah-mudahan dapat di jadikan sarana untuk
meningkatkan keberhasilan belajar pada masa yang akan datang.
Dengan
senang hati, kami menanti kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
perbaikan makalah kami. Semoga rahmat Allah SWT dan berkahnya senantiasa
tercurahkam kepada kita semua. Aamiin…
Wassalamualaikum wr.wb.
Penulis, 14 Maret 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN......................................................................................
A.
Latar
Belakang...............................................................................................
B.
Rumusan
Masalah..........................................................................................
C.
Tujuan............................................................................................................
BAB II: KAJIAN PUSTAKA.................................................................................
A.
Kajian
Terdahulu............................................................................................
B.
Kajian
Teori....................................................................................................
BAB III: PEMBAHASAN......................................................................................
A.
Konsep
Dasar Manajemen Strategi...............................................................
B.
Ruang
Lingkup Manajemen Strategi.............................................................
C.
Sejarah
dan Perkembangan Manajemen Strategi......................................
BAB IV: PENUTUP................................................................................................
A.
Kesimpulan........................................................................................................
B.
Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Mengapa
perusahaan-perusahaan bahkan BUMN sering dimerger? Merger adalah bukti
kegagalan! Pada umumnya hal ini disebabkan oleh manajemen yang tidak tepat
khususnya pada manajemen strateginya. Bahkan ada juga pengusaha yang tidak
menggunakan manajemen strategi pada khususnya, tampa melihat masa depan usaha
mereka, hal ini akan sulit bagi pengusaha akan tercapai tujuannya.Dengan
demikian, ilmu manajemen strategi sangat diperluka dalam usaha sekecil apapun
usaha yang kita jalankan.
Macam-macam
ilmu manajemen tentu banyak, namun manajemen strategi dijadikan puncak
konvengensi dari berbagai ilmu manajemen, dengan tujuan lebih terintegrasi
dalam mencapai tujuan organisasi. Dengan ilmu strategi suatu organisasi akan
mengantarnya pada kemenangan[1].
Waktu
yang sudah berlalu adalah sesuatu yang sangat berharga yang tidak bisa kita
mengulangnya kembali, namun hal yang sangat penting dan berpeluang adalah
mempelajari masalalu, baik itu kesalahan, kegagalan maupun kesuksesan yang
sudah kita alami. Dengan demikian, akan mendatangkan masa depan yang lebih baik
dari sebelumnya. Maka penting pula mempelajari sejarah manajemen strategi,
karena sejarah menjadikan seseorang terinspirasi dan termotivasi.
B.
Rumusan
masalah
1.
Apa
konsep dasar manajemen strategi?
2.
Apa
saja ruang lingkup manajemen strategi?
3.
Bagaimana
sejarah manajemen strategi?
C.
Tujuan
Sangat diharapkan bagi pembaca dan pendengar dapat mengerti apa
konsep dasar dan ruang lingkup manajemen strategi, dan mengetahui tentang
sejarah manajemen strategi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian
Terdahulu
Penelitian
yang dilakukan oleh Parnell dalam jurnalnya yang berjudul: “Generic Srategies
After Two Decades: A Reconceptualization Of Competitive Strategy 2006”, yang
kesimpulannya adalah bagaimana konsep keunggulan kompetitif menjadi prinsip
kunci kesuksesan perusahaan untuk dapat bertahan dengan menggunakan model porter
dan RBV (Resourc Basic View) merupakan model pengembangan atau perolehan sumber
daya dan kapabilitas yang berharga dan sulit untuk ditiru pesaing. Dimana
penelitian menemukan bahwa kapabilitas perusahaan dalam mengelola sumber daya
yang dimiliki memiliki pengaruh positif pada kinerja strategi bisnis.[2]
B.
Kajian
Teori
1.
Konsep
Dasar Manajemen Strategi
a.
Sifat
dan Nilai Manajemen Strategi
Mengelola aktifitas-aktifitas internal perusahaan hanya sebagian
dari tanggung jawab eksekutif yang modern. Eksekutif modern harus juga
menanggapi tantangan-tantangan yang diakibatkan oleh lingkungan eksternal yang
cepet berubah dan juga tidak bersahabat. Lingkungan eksternal yang cepat
berubah terdiri atas pesaing pemasok, sumber daya yang semakin jarang, lembaga
pemerintahan dengan peraturan yang beraneka ragam, dan pelanggan yang
preferensinya sering berubah dengan tidak dapat dipahami/ dijelaskan.
Lingkungan eksternal yang tidak bersahabat terdiri dari kondisi ekonomi dan
social, politik, dan pengembangan tekhnologi yang semuanya harus di antisipasi,
dinilai dan dan digabungkan kedalam pengambilan keputusan eksekutif.[3]
MenurutJohn A Pearce II dan Ricard B. Robinson, Jr, manajemen
strategi adalah kumpulan keputusan dan tindakan yang merupakan hasil dari
formulasi dan implementasi, rencana yang didesain untuk mencapai tujuan suatu
perusahaan, manajemen strategi terdiri atas 9 tugas kritikal sebagai berikut:
1)
Memformulasi
misi (mission) perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud,
falsafah, dan sasaran.
2)
Mengembangkan
suatu profil perusahaan (company profile) yang merefleksi kondisi internalnya
dan kemampuan.
3)
Menilai
lingkungan eksternal perusahaan, termasuk faktor kompetitif maupun faktor yang
berhubungan dengan konteks umum.
4)
Menganalisis
opsi perusahaan dengan menandingi sumber daya perusahaan dengan lingkungan
eksternalnya.
5)
Mengidentifikasi
opsi yang paling diinginkan dengan menilai setiap opsi dipandang dari sudut
misi perusahaan.
6)
Memilih
sekumpulan tujuan jangka panjang dan strategitotal yang akan mencapai opsi yang
paling diinginkan.
7)
Mengembangkan
tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan kumpulan tujuan
jangka panjang yang dipilih dari strategi secara keseluruhan.
8)
Mengimplementasikan
pilihan strategi dengan alat alokasi sumber daya yang di anggarkan, yaitu
memadani tugas-tugas manusia, struktural, tekhnologi, dan menekankan sistem
ganjaran.
9)
Menilai
keberhasilan proses strategi sebagai masukan untuk pengambilan keputusan masa
yang akan datang.[4]
Seperti yang ditunjukkan kesembilan tugas diatas, manajemen
strategi mencakup perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengendalian
keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan strategi perusahaan,
melalui “strategi” manajer mengartikan rencana berskala dasar dan berorientasi
masa depan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan yang kompetitif untuk
mencapai tujuan perusahaan. Suatu strategi merupakan rencana permainan suatu
perusahaan.
b.
Karakteristik Manajemen Strategi
Berangkat dari
kenyataan bahwa manjemen strategik mencakup manajemen organisasi secara
keseluruhan, maka manjemen strategik cenderung menjadi suatu pokok bahasan yang
dapat dipandang dari berbagai perspektif yang berbeda, yaitu:
1)
Manajemen
strategik meningkatkan efektivitas organisasi.
Dalam suatu organisasi terdapat
dua persyaratan yang sangat esensial untuk sukses, yaitu: efesiensi dan
efektivitas. Efesiensi berhubungan dengan bagaimana sebaiknya suatu aktifitas
dilakukan untuk mencapai efesiensi, suatu organisasi perlu menetaapkan suatu
metode, prosedur, sistem, aturan, dan lainnya untuk melaksanakan suatu
aktivitas. Pendekatan efesiensi memastikan bahwa suatu organisasi melaksanakan
aktivitas atau tindakan dengan benar (doing things right). Efektivitas berhubungan dengan pelaksanaan aktivitas yang
benar. Efektivitas terutama ditentukan oleh hubunggan antara suatu organisasi
dan lingkungan eksternalnya. Pendek kata, efektivitas memastikan bahwa suatu
organisasi melaksanakan aktifitas yang benar.[5]
2)
Manajemen
strategik berorientasikan ke arah jangka panjang.
Secara umum strategi berbicara
mengenai isu-isu yang menjangkau lebih dari satu periode anggaran atau jangka
pendek. Manajemen strategik membahas persoalan organisasi yang berdimensi masa
depan, bukan masa kiini atau masa lalu. Banyak faktor atau variabel yang
mempengaruhi perencanaan atau manajemen strategik dalam jangka panjang antara
lain:
a)
Faktor-faktor
pasar misalnya persaingan, prediksi permintaan masa yang akan datang, ancaman
produk atau jasa substitusi, realibilitas dan sebagainya.
b)
Faktor
manusia misalnya kapabilitas, preferensi manjemen.
c)
Faktor
kinerja. Organisasi yang selalu mempertahankan atau memelihara kinerja atau
kondisi yang sedang di capai berarti hanya fokus pada jangka pendek.
d)
Manajemen
strategik berkenaan dengan keputusan-keputusan manajemen puncak atau manajer
senior.
Walaupun suatu
karyawan terlibat dalam implementasi keputusan strategik, kebanyakan
keputusan-keputusan strategik berasal dari manajer puncak. Namun para manajer
puncak dapat berkonsultasi atau mendapatkan masukan para karyawan sebelum
mengambil keputusan yang bersifat strategis. Dengan melakukan konsultasi dengan
para karyawan, manajer tidak hanya akan menghasilkan keputusan-keputusan yang
berkualitas, tetapi juga akan meningkatkan komitmen karyawan karena karyawan
akan merasa telah menjadi bagian dalam proses pengambilan keputusan. Sehingga
para karyawan akan merasa mempunyai tanggung jawab dalam mengimplementasikan
keputusan;keputusan strategik tersebut.
3)
Manajemen
strategik terdapat pada setiap level organisasi.
Strategi dapat dianalisa pada tiga level
atau tingkatan organisasi, yaitu:
a)
Strategi
tingkat korporasi yang membahas mengenai tipe dan pilihan bidang usaha yang
dipilih.
b)
Strategi
tingkat bisnis atau strategi kompetitif yang membahas tentang bagaimana
organisasi bisnis unit akan bersaing atau beroperasi dalam industri atau pasar.
c)
Strategi
tingkat fungsional atau tingkat operasional yang membahas tentang bagaimana
suatu organisasi bisnis mengimplementasikan keputusan-keputusan strategiknya.[6]
4)
Manjemen
strategik masyarakat pengetahuan yang luas tentang organisasi.
Sifat keputusan-keputusan
strategik yang biasanya menyangkut perubahan kebiasaan dan perilaku di perlukan
pandangan atau spektrum yangg lebih luas tentang aktivitas-aktivitas lintas
fungsi dalam suatu organisasi.
c.
Manfaat
Manajemen Strategi
Dengan menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangka
kerja(frame work) untuk menyelesaikan setiap masalah strategik didalam
perusahaan, terutama yang berkaitan dengan persaingan, maka para manajer diajak
untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir secara strategik.
Adapun beberapa
manfaat yang diperoleh oleh organisasi jika mereka menerapkan manajemen
strategik yaitu:[7]
1)
Memberikan
arah jangka panjang yang akan dituju.
2)
Membantu
organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
3)
Membuat
suatu organisasi menjadi lebih efektif.
4)
Mengidentifikasikan
keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko.
5)
Aktivitas
pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah
munculnya masalah dimasa datang.
6)
Keterlibatan
karyawan dan pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap
pelaksanaannya.
7)
Aktivitas
yang tumpang tindih akan dikurangi.
8)
Sifat
untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
d.
Resiko
Manajemen Strategik
Keterlibatan para manajer dalam proses perencanaan strategik akan
menimbulkan beberapa resiko yang perlu diperhitungkan sebelum melakukan proses
manajemen strategik.
1)
Waktu
yang digunakan para manajer dalam proses manajemen strategik mungkin mempunyai
pengaruh negatif pada tanggung jawab operasional.
2)
Apabila
para pembuaat strategi tidak dilibatkan secara langsung dalam penerapannya,
maka mereka dapat mengelak tanggung jawab pribadi untuk keputusan-keputusan
yang diambil dalam proses perencanaan.
3)
Akan
timbul kekecewaan dari para bawahan yang berpartipasi dalam penerapan strategi
karena tidak tercapainya tujuan dan harapan mereka.
Untuk mengatasi
resiko-resiko tersebut maka para manajer perlu dilatih untuk mengamankan atau
memperkecil timbulnya resiko ini dengan cara:
1)
Melakukan
penjadwalan kewajiban-kewajiban para manajer agar mereka dapat mengalokasikan
waktu dengan lebih efesien.
2)
Membatasi
para manajer, dalam proses perencanaan, untuk membuat janji-janji mereka
terhadap kinerja yang benar-benar dapat dilaksanakan oleh mereka dan
bawahannya.
3)
Mengantisipasi
dan menanggapi keinginan-keinginan bawahan, usulan atau peningkatan dalam
ganjaran.[8]
e.
Dimensi-Dimensi
Manajemen Strategi
Berdasarkan pengertian dan karakteristiknya dapat disimpulkan bahwa
manajemen strategik memiliki beberapa dimensi. Dimensi-dimensi yang dimaksud
ialah:
1)
Dimensi
Waktu dan Orientasi Masa Depan
Manajemen strategik dalam mempertahankan dan mengembangkan
eksistensi suatu organisasi berpandangan jauh ke masa depan, dan berperilaku
proaktif dan antisipatif terhadap kondisi masa depan yang diprediksi akan
dihadapi. Antisipasi masa depan tersebut dirumuskan dan ditetapkan sebagai visi
organisasi yang akan diwujudkan 10 tahun atau lebih dimasa depan.
2)
Dimensi
Internal dan Eksternal
Dimensi internal
adalah kondisi organisasi pada saat sekarang, berupa kekuatan, kelemahan,
peluang dan hambatan, yang harus diketahui secara tepat untuk merumuskan
rencana strategik yang berjangka panjang.untuk itu perlu dilakukan kegiatan
evaluasi diri antara lain dengan menggunakan analisis kuantitatif dengan
menggunakan perhitungan-perhitungan statistik, menggunakan data kuantitatif
yang tersedia dalam sistem informasi manajemen atau menggunakan analisis
kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu diantaranya dengan
menggunakan analisis SWOT.
3)
Dimensi
Pendayagunaan Sumber-Sumber
Manajemen
strategik sebagai kegiatan manajemen tidak dapat melepaskan diri dari kemampuan
mendayagunakan berbagai sumber daya yang akan dimiliki, agar secara
terintegrasi terimplementasikan dalam fungsi-fungsi manajemen ke arah
tercapainya sasaran yang ditetapkan didalam setiap rencana operasional, dalam
rangka mencapai tujuan strategik melalui pelaksanaan misi untuk mewujudkan visi
organisasi.
4)
Dimensi
Keikutsertaan Manajemen Puncak
Manajemen
strategik yang dimulai dengan menyusun rencana strategik merupakan pengendalian
masa depan organisasi, agar eksistensi sesuai dengan visinya dapat diwujudkan,
baik pada organisasi. Rencana strategik harus mampu mengakomodasi seluruh aspek
kehidupan organisasi yang berpengaruh pada eksistensinya dimasa depan merupakan
wewenang dan tanggung jawab manajemen puncak.
5)
Dimensi
Multi Bidang
Manajemen
strategik sebagai sistem pengimplementasiannya harus didasari dengan menepatkan
organisasi sebagai satu sistem. Berarti sebuahh organisasi akan dapat menyusun
rencana strategik dan rencana operasional. Jika tidak memiliki keterikatan atau
ketergantungan sebagai bawahan pada organisasilain sebagai atasan. Dalam
kondisi sebagai organisasi bawahan berarti tidak memiliki kewenangan penuh
dalam memilih dan menetapkan visi, misi, tujuan dan strategi.
Manjemen
strategik berdimensi multi bidang, kegiatan awalnya dimuali dari menyusun
rencana strategik sampai pada pelaksanaan pekerjaan yang mengharuskan
dilakukannya pengintegrasian program berkelanjutan dengan proyek tahunan yang
berbeda-beda, agar terus menerus terarah pada sasaran dan tujuan strategik guna
meujudkan visi yang diinginkan organisasi.
2.
Ruang
Lingkup Manajemen Strategi[9]
Pada prinsipnya
manajemen stratejik merupakan suatu proses dimana informasi mengenai masa lalu,
sekarang, prediksi dimasa yang datang dari sutu internal ataupun ekternal
perusahaan mengalir melalui tahap-tahap yang saling berkaitan untuk mencapai
suatu tujuan. Informasi
tersebut biasanya
menyangkut dalam berbagai hal, sepertisumber
dayamanusia, selera konsumen, perkembangan
teknologi, dan sebagainya.
Dalam menajemen
srategi yang berdasarkan ketiga interaksi fungsi manajemen, yaitu perencanaan
strategi, melaksankan strategi, berarti terdapat 3 tahap proses dalam manajemen
stratejik, sebagaiberikut:
a. Perumusan
atau perencanaan stratejik (strategic
planning)
Pada tahapan inisuatu perusahaanakan menentukankegiatan yang meliputu kekuatanapa saja yang dimiliki
oleh suatuperusahaandimana kekuatan yang dimiliki
bukan hanyaterletak padadana perusahaantetapi jugapada kualitassumber daya
manusianyadan teknologi lainya,kekuatan perlu jugadilihat kelemahan-kelemahan
serta peluang yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Setelah
hal-haltersebut telah diketahui maka perusahaanakan melakukanperencanaan
strategi. Perencanaan
strategidisini biasanyadisusun olehpemimpin atas yang dibantu
oleh para ahli perencanaan strategi.
b. Pelaksanaan
stratejik (strategicimplementing)
Sebelum melakukanpelaksanaan strategi, maka
harusmembuat kegiatanuntuk mengarahkan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, mulai
dari dana,sumber daya manusia, mesin, dan lain-lain.
c. Pengawasan
stratejik (strategiccontrolling/evaluating)
Pada tahapan terahiradalah pengawasan, dimana
perusahaanakanmenilai setiap aktivitas agar sluruh kegiatan stratejik yang dilaksanakansesuai
dengan yang telah direncanakan.
Dalam
sebuahorganisasi/perusahaan
memilikitantangan-tantangan. Tentangan
terbesardari sebuah organisasiadalah mengelolalingkungan baik internal maupun ekternal. Krakteristik
dari lingkungan iniadalah dinamisdan tidak dapatditebak. Ketidakpastian
lingkunganinilah yang menuntun
sebuahorganisasimempunyai kemampuanuntuk menyelesaikannya sendiri. Alasannya, apabila
sebuah organisasi terlambatatau bahkantidak dapat melakukanadaptasi terhadap
perubahan, maka organisasi tersebut akan mengalami kebangkrutan. Proses adaptasidapat diwujudkan apabilasebuah organisasimempunyai
manajemen yang sangat strategik. Prosesnya
dapatdimulai dari kajiandan analisis menejerpuncak terhadaplingkungan
organisasi. Dari analisis itulahdirumuskan sebuahrencana-rencana yang strategis untukmenghadapi tangtangankedepan. Dengan
demikian, dalam
kondisi yang penuh dengan ketidakpastian pun sebuah
organisasidapat mencapaitujuannyadengan menerapkanmanajemen strategis. Dalam
melaksanakan manajemen strategi,manajemen puncaktidak dapatmelepaskan diri dari
tingkat manajerlainnya. Semua harusberpartisipasidalam menyusundanmenjalankan
keputusan yang telah diambil termasukmengontrolnya. Disamping
kerjasama di internal organisasi, perlu
ditekankan agar oerganisasi melakukankerja sama denganlingkungan ekternal. Untuk
organisasi publikmungkin perludiadakan sebuahkerjasama denganorganisasi
lainyaseperti pihak suwasta, LSM, akademisi, maupunstekeholderslainnya.
3.
Sejarah
dan Perkembangan Manajemen Strategi[10]
Perencanaan strategi merupakan proses sistematis yang
berkesinambungan, melalui proses pembuatan keputusan dengan memanfaatkan sebanyak
mungkin pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematis berbagai
kegiatan untuk melaksanakan keputusan tersebut, dan mengukur hasilnya melalui
umpan balik yang sistematis pula. Jadi tidak berlebihan jika dikatakan bahwa
perencana strategik merupakan bagian terpenting dalam penyelenggaraan manajemen
strategik.
Untuk pertama kalinya manajemen strategik dikembangkan dalam
kalangan militer Indonesia pada masa dawarsa tujuh puluhan, guna mewujudkan
suatu tatanan kekuatan nasional yang berperan melindungi kebutuhan teritori
serta kedaulatan bangsa dan negara. Tatanan tersebut hingga saat ini dikenal
sebagai sistem manajemen sumber daya pertahanan dan keamanan dengan sistem
Perencanaan Strategis Pertahanan Keamanan Negara (Sisrentra Hamkamneg) sebagai
perwujudan rencana tindakan dan kegiatan mendasar dalam pola implementasi.
Ketika itu ada kecenderungan strategi versi ABRI ini hendak
dijadikan model untuk mendukung perencanaan strategis pembangunan nasional
versi pemerintah, akan tetapi hal ini tidak berkembang sebagai keputusan
manajerial, kecuali pro dan kontra kehendak masing-masing. Ketika lingkungan
mendadak berubah dalam suatu era reformasi menujupemerintahan demokratis (democratic
governance) yang mengandaikan semua itu di rumuskan dan dilaksanakan dengan
parameter prinsip supremasi otoritas politik (civilin supremacy). Mekanisme checks and balances dan
tersediamyam instrumen transparansi kebijakan yang membagi peluang bagin
akuntanbilitas publik, maka berkembanglah pemahaman dan pengetahuan praktis
tentang perencaan startegis sehingga banyak pihak yang mulai melihat secara
terbuka dan meragukan kontribusi riil yang disumbangkan oleh manajemen
strategis untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi yang overlap dengan
tujuan ABRI.
Lalu mulai dikeluhkan tentang fungsi dan efektifitas perencanaan
strategis, disaat yang sama juga mulai di rasakan sulitnya melakukan eksekusi
strategi seperti yang telah di rencanakan. Manajemen strategik hanya memberi
peratian pada faktor internal organisasi (ABRI), khususnya manajemen keuangan.
Dengan kata lain, baik dalam wilayah perencanaan strategik maupun implementasi
strategik, posisi manajemen strategik di kalangan TNI saat ini sedang
dipertanyakan terlebih dengan semakin meningginya turbulensi lingkungan strategis
dan intensitas pembaruan.
Sementara itu sebagai buah reformasi telah terbentuk dasar-dasar
perubahan dibidang manajemen pemerintahan dan pembangunan yang terwujudkan
dalam UU No. 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas
dari korupsi, Kolusi dan Nepotisme, kemudian ditindak lanjuti oleh pemerintah
dengan menerbitkan Inpres No. 7 tahun 1999 tentang Akuntanbilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Dari sinilah di awali tahap baru dimana manajemen
startegik berusaha memperoleh posisinya seirama dengan kompleksitas
permasalahan negara. Sekalipun hingga saat ini hasilnya belum sepenuhnya di
capai. Dalam arti bahwa belum sepenuhnya instansi pemerintah, termasuk Dephan
dan TNI mampu melaksanakannya, akan tetapi tanda-tanda positif tampak terlihat
secara transparan. Konsep, asumsi, proses dan teknik analisis di coba di
perbarui dan sedapat mungkin di kembangkan untuk memperoleh perannya sebagai
alat bantu pengambilan keputusan manajerial yang handal.[11]
Semua itu menggambarkan bahwa dalam era reformasi ini manajemen
strategis berada dalam nuansa transisi, termasuk di dalamnya manajemen sumber
daya pertahanan dan keamanan sebagai manajemen strategik TNI yang saat ini
menghadapi turbulensi perubahan lingkungan strategik demikian cepat. Seharusnya
di perlukan juga mencari bentuk baru, tidak dengan cara slow motion akan
tetapi proaktif dengan menyikapi perubahan lingkungan strategik.
Model manajemen strategik yang canggih seperti kita jumpai saat
ini, dengan analisis lingkungan, analisis profit jati diri, strategi, misi dan
visi organisasi di mana hubungan dan keterkaitan dapat memberi indikasi pada
apa yang di inginkannya (what is desired). Pemikiran strategi ini tidak
begitu saja mmuncul sekali jadi.
Pada mulanya pikiran strategis dalam pengelolaan organisasi amat
sederhana sesuai dengan lingkungan yang mempengaruhinya. Ketika lingkungan
organisasi cenderung stabil dan selalu seirama dengan kepentingan organisasi
maka model perencanaan strategik yang
ada amat sederhana hanya memberikan titik berat pada peenuhan standar-standar
operasional yang telah di tentukan oleh manajemen, khususnya standar keuangan
dan produktivitas (output).[12]
Berbeda halnya dengan ketika lingkungan organisasi telah sering
berubah dan cenderung memiliki tingkat turbulensi yang tinngi, seperti yang
terjadi sekarang ini. Lingkungan organisasi berubah secara tidak terduga dan
dengan arah yang tidak jelas.
Perhatian manajemen tidak hanya terfokus pada manajemen keuangan
tetapi tampaknya harus lebih di arahkan pada manajemen produksi (mengembangkan
kemampuan / kekuatan), pemasaran (sosialisasi) dan jasa pelayanan (publik)
khususnya dalam perumusan dan eksekusi strategi bersaingyang kompetitif. Dengan
penyederhanaan yang agak berlebihan, sejarah dan perkembangan manajemen
strategik, dengan menggunakan tolak ukur waktu di negara maju dapat di
kelompokkan dalam empat tahapan berikut ini:[13]
a.
Anggaran
dan pengawasan keuangan.
b.
Perencanaan
jangka panjang.
c.
Perencaan
strategik.
d.
Manajemen
strategik.
Anggaran organisasi dan pengawasan keuangan (internal)
adalah model perencanaan organisasi yang di kenal pertama kali oleh para
pemimpin/ eksekutif organisasi. Model ini di temukan pada awal dawarsa empat
puluhan yang lalu, ketika pada masa itu lingkungan organisasi masih cenderung
memiliki tingkat stabilitas yang tinggi, hal ini tidak berarti bahwa model
semacam ini tidak lagi di jumpai.
Biasanya model ini masih digunakan oleh organisasi yang relatif
muda dan berukuran kecil. Dengan demikian jangan heran jika kadang kala proses
dan hasil perencanaan yang telah ada hanya berada dan bersumber dari pikiran
eksekutif manajemen, belum diwujudkan dalam bentuk tertulis, perencanaan hanya
melakukan esttimasi kegiatan dan biaya untuk masa satu tahun yang akan datang,
oleh karena itu, sebenarnya belum dapat di sebut perencanaan strategis karena
masih berdimensi waktu amat pendek, dan belum dijumpai anggaran investasi
jangka panjang.
Jika di kaitkan dengan tren ketika itu yang di warnai revolusi
industri yang ditujukan pada usaha untuk memproduksi sebanyak-banyaknya dengan
biaya yang serendah-rendahnya (era produksi masal), maka perhatian manajemen
lebih ditujukan pada terbentuknya mekanisme produk yang efesien, dengan
semangat yang dianut manajemen pada tahap ini adalah pengendalian manajemen.
Model tahap kedua dikenal sebagai perencanaan jangka panjang, pada
dasarnya tidak berbeda jauh dengan model yang ada pada tahapan pertama. Semua
konsep teknik, dan alat analisa yang digunakan pada model tahap pertama tetap
digunakan, hanya saja pada tahapan kedua ini organisasi sudah mulai
menerapkannya untuk jangka waktu panjang. Oleh karenanya secara teknis
dilakukan peramalan kedepan, namun teknik analisisa peramalan yang digunakan
masih sepenuhnya mendasarkan diri pada data historis. Dengan demikian, anggapan
linieritas juga masih berlaku. Yang khas dari tahapan ini adalah, mulai
dikenalnya pemrograman dan penganggaran, model kedua ini dikenal setelah perang
dunia II berakhir, tahun lima puluhan ketika ekonomi dunia sedang tumbuh.
Dalam model ketiga yang amat berbeda dengan sebelumnya,
mengetengahkan berbagai konsep dan analisa baru yang disebabkan karena
lingkungan organisasi telah banyak berubah, khususnya sejak dawarsa enam
puluhan dimana ekonomi tumbuh tidak sepesat sebelumnya. Tingkat persaingan
antar organisasi semakin tajam, sehingga diperlukan analisa perkembangan
lingkungan strategik. Disinilah sesungguhnya pola pokok pikir strategis dalam
manajemen dimulai, dan dasar-dasar dari model manajemen strategik mulai
terbentuk. Pada dawarsa tujuh puluhan diperkenalkan konsep segmentasi, dimana
misi organisasi yang semakin luas diakomonikasikan dalam struktur kemandirian
divisionalsebagai unit usaha strategik yang digunakan untuk memahami proses
organisasi dihadapkan dengan analisa lingkungan strategik. Dan disaat yang sama,
juga diintrodusir berbagai strategi pokok (grand strategy) seiring
dengan diperkenalkan profil/ postur organisasi.
Pada tahap akhir perkembangan model yang ketiga ini, muncul
kekhawatiran akan berkurangnya sifat perencanaan yang komprehensif, seiring
dengan kemandirian unit strategis yang dapat berakibat perbedaan kepentingan
organisasi secara menyeluruh dengan kepentingan unit strategis (model
divisional). Oleh sebab itu untuk perencanaan perlu disusun dari dua arah
secara bersamaan. Jadi tidak hanya berdasar pada prinsip perencaan dari bawah (bottom
up planning) tapi juga perencanaan dari atas (top down planning).[14]
Di saat yang sama pula mulai timbul kekhawatiran tentang adanya
penekanan yang berlebihanpada aspek rasional dan analisis yang melekat pada perencanaan
yang mulai meninggalkan aspek seni (art) dan kepemimpinan (leadership),
yang mengakibatkan pemberdayaan fungsi tertinggal atau tidak diperhatikan,
ada kecenderungan untuk secara berlebihan memberikan perhatian pada pentingnya
fungsi perencanaan, seolah hanya dengan perencanaan yang tepat, organisasi
dengan sendirinya akan berjalan mencapai tujuannya. Perencanaan memang
merupakan fungsi penting oleh karena gagasan / pemikiran dan keputusan serta
tanggung jawab eksekutif berada didalamnya. Akan tetapi itu saja belum
menjadikan jaminan adanya mobilisasi seluruh sumber daya dan dana yang ada
dalam organisasi.
Perlu adanya dukungan fungsi manajemen yang lain, khususnya yang
berkaitan dengan pelaksanaan dan pengawasan antara lain struktur organisasi ,
sistem imbalan/ kompensasi, informasi dan komunikasi, motivasi dan iklim
kerja,sistem nilai dan budaya organisasi, serta pengendalian dan pengawasan,
pemikiran inilah yang melandasi munculnya apa yang kini disebut dengan proses
manajemen strategik (strateguc manajemen), artinya berpikir cerdas,
strategik digabung dengan proses manajemen. Segala sesuatu yang bersifat
strategis tidak hanya berhenti sampai pada perencanan, sekalipun perencanaan
tersebut bersifat global. Strategi operasi juga sangat diperlukan, sebab
mobilisasi daya dan dana yang diperlukan untuk menggerakkan roda organisasi
baru akan terwujud bila perencanaan diikuti oleh tindakan / eksekusi dan
pengendalian yang konsisten. Bahkan dua fungsi manajemen yang disebut
belakangan itulah yang lebih menentukan kegagalan atau keberhasilan institusi.
Jadi pada dasarnya manajemen strategik adalah perkembangan lebih jauh dari
model-model manajemen yang sudah ada khususnya model tahap ketiga atau
dikatakan manajemen stratgik adalah manajemen modern.[15]
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Dasar Manajemen Strategi
Manajemen
strategi adalah kumpulan keputusan dan tindakan yang merupakan hasil dari
formulasi dan implementasi, rencana yang didesain untuk mencapai tujuan suatu
perusahaan, manajemen strategi terdiri atas 9 tugas kritikal sebagai berikut:
1.
Memformulasi
misi (mission) perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud,
falsafah, dan sasaran.
2.
Mengembangkan
suatu profil perusahaan (company profile) yang merefleksi kondisi internalnya
dan kemampuan.
3.
Menilai
lingkungan eksternal perusahaan, termasuk faktor kompetitif maupun faktor yang
berhubungan dengan konteks umum.
4.
Menganalisis
opsi perusahaan dengan menandingi sumber daya perusahaan dengan lingkungan
eksternalnya.
5.
Mengidentifikasi
opsi yang paling diinginkan dengan menilai setiap opsi dipandang dari sudut
misi perusahaan.
6.
Memilih
sekumpulan tujuan jangka panjang dan strategitotal yang akan mencapai opsi yang
paling diinginkan.
7.
Mengembangkan
tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan kumpulan tujuan
jangka panjang yang dipilih dari strategi secara keseluruhan.
8.
Mengimplementasikan
pilihan strategi dengan alat alokasi sumber daya yang di anggarkan, yaitu
memadani tugas-tugas manusia, struktural, tekhnologi, dan menekankan sistem
ganjaran.
9.
Menilai
keberhasilan proses strategi sebagai masukan untuk pengambilan keputusan masa
yang akan datang.[16]
Seperti
yang ditunjukkan kesembilan tugas diatas, manajemen strategi mencakup
perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengendalian keputusan-keputusan
dan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan strategi perusahaan, melalui
“strategi” manajer mengartikan rencana berskala dasar dan berorientasi masa
depan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan yang kompetitif untuk
mencapai tujuan perusahaan. Suatu strategi merupakan rencana permainan suatu
perusahaan.
Adapun
beberapa karakteristik manajemen
strategik yaitu sebagai berikut:[17]
1.
Manajemen
strategik meningkatkan efektivitas organisasi.
2.
Manajemen
strategik berorientasikan ke arah jangka panjang.
3.
Manajemen
strategik terdapat pada setiap level organisasi.
4.
Manjemen
strategik masyarakat pengetahuan yang luas tentang organisasi.
Adapun beberapa manfaat yang
diperoleh oleh organisasi jika mereka menerapkan manajemen strategik yaitu:[18]
1.
Memberikan
arah jangka panjang yang akan dituju.
2.
Membantu
organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
3.
Membuat
suatu organisasi menjadi lebih efektif.
4.
Mengidentifikasikan
keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko.
5.
Aktivitas
pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah
munculnya masalah dimasa datang.
6.
Keterlibatan
karyawan dan pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap
pelaksanaannya.
7.
Aktivitas
yang tumpang tindih akan dikurangi.
8.
Sifat
untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
B.
Ruang
Lingkup Manajemen Strategi[19]
Dalam
menajemen srategi yang berdasarkan
ketiga interaksi fungsi manajemen, yaitu sebagai berikut:
1.
Perumusan atau
perencanaan stratejik (strategic planning).
2.
Pelaksanaan
stratejik (strategicimplementing).
3.
Pengawasan
stratejik (strategiccontrolling/evaluating).
Dalam
sebuahorganisasi/perusahaan
memilikitantangan-tantangan. Tentangan
terbesardari sebuah organisasiadalah mengelolalingkungan baik internal maupun ekternal. Krakteristik
dari lingkungan iniadalah dinamisdan tidak dapatditebak. Ketidakpastian
lingkunganinilah yang menuntun
sebuahorganisasimempunyai kemampuanuntuk menyelesaikannya sendiri. Alasannya, apabila
sebuah organisasi terlambatatau bahkantidak dapat melakukanadaptasi terhadap
perubahan, maka organisasi tersebut akan mengalami kebangkrutan. Proses adaptasidapat diwujudkan apabilasebuah organisasimempunyai
manajemen yang sangat strategik. Prosesnya
dapatdimulai dari kajiandan analisis menejerpuncak terhadaplingkungan
organisasi. Dari analisis itulahdirumuskan sebuahrencana-rencana yang strategis untukmenghadapi tangtangankedepan. Dengan
demikian, dalam
kondisi yang penuh dengan ketidakpastian pun sebuah
organisasidapat mencapaitujuannyadengan menerapkanmanajemen strategis.
C.
Sejarah
dan Perkembangan Manajemen Strategi[20]
Untuk
pertama kalinya manajemen strategik dikembangkan dalam kalangan militer
Indonesia pada masa dawarsa tujuh puluhan, guna mewujudkan suatu tatanan
kekuatan nasional yang berperan melindungi kebutuhan teritori serta kedaulatan
bangsa dan negara. Tatanan tersebut hingga saat ini dikenal sebagai sistem
manajemen sumber daya pertahanan dan keamanan dengan sistem Perencanaan
Strategis Pertahanan Keamanan Negara (Sisrentra Hamkamneg) sebagai perwujudan
rencana tindakan dan kegiatan mendasar dalam pola implementasi.
Ketika
itu ada kecenderungan strategi versi ABRI ini hendak dijadikan model untuk
mendukung perencanaan strategis pembangunan nasional versi pemerintah, akan
tetapi hal ini tidak berkembang sebagai keputusan manajerial, kecuali pro dan
kontra kehendak masing-masing. Ketika lingkungan mendadak berubah dalam suatu
era reformasi menujupemerintahan demokratis (democratic governance) yang
mengandaikan semua itu di rumuskan dan dilaksanakan dengan parameter prinsip
supremasi otoritas politik (civilin supremacy). Mekanisme checks and balances dan
tersediamyam instrumen transparansi kebijakan yang membagi peluang bagin
akuntanbilitas publik, maka berkembanglah pemahaman dan pengetahuan praktis
tentang perencaan startegis sehingga banyak pihak yang mulai melihat secara
terbuka dan meragukan kontribusi riil yang disumbangkan oleh manajemen
strategis untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi yang overlap dengan
tujuan ABRI.
Lalu
mulai dikeluhkan tentang fungsi dan efektifitas perencanaan strategis, disaat
yang sama juga mulai di rasakan sulitnya melakukan eksekusi strategi seperti
yang telah di rencanakan. Manajemen strategik hanya memberi peratian pada
faktor internal organisasi (ABRI), khususnya manajemen keuangan. Dengan kata
lain, baik dalam wilayah perencanaan strategik maupun implementasi strategik,
posisi manajemen strategik di kalangan TNI saat ini sedang dipertanyakan
terlebih dengan semakin meningginya turbulensi lingkungan strategis dan
intensitas pembaruan.[21]
Sementara
itu sebagai buah reformasi telah terbentuk dasar-dasar perubahan dibidang
manajemen pemerintahan dan pembangunan yang terwujudkan dalam UU No. 28 tahun
1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, Kolusi
dan Nepotisme, kemudian ditindak lanjuti oleh pemerintah dengan menerbitkan
Inpres No. 7 tahun 1999 tentang Akuntanbilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Dari sinilah di awali tahap baru dimana manajemen startegik berusaha memperoleh
posisinya seirama dengan kompleksitas permasalahan negara. Sekalipun hingga
saat ini hasilnya belum sepenuhnya di capai. Dalam arti bahwa belum sepenuhnya
instansi pemerintah, termasuk Dephan dan TNI mampu melaksanakannya, akan tetapi
tanda-tanda positif tampak terlihat secara transparan. Konsep, asumsi, proses
dan teknik analisis di coba di perbarui dan sedapat mungkin di kembangkan untuk
memperoleh perannya sebagai alat bantu pengambilan keputusan manajerial yang
handal.
Semua
itu menggambarkan bahwa dalam era reformasi ini manajemen strategis berada
dalam nuansa transisi, termasuk di dalamnya manajemen sumber daya pertahanan
dan keamanan sebagai manajemen strategik TNI yang saat ini menghadapi
turbulensi perubahan lingkungan strategik demikian cepat. Seharusnya di
perlukan juga mencari bentuk baru, tidak dengan cara slow motion akan
tetapi proaktif dengan menyikapi perubahan lingkungan strategik.
Model
manajemen strategik yang canggih seperti kita jumpai saat ini, dengan analisis
lingkungan, analisis profit jati diri, strategi, misi dan visi organisasi di
mana hubungan dan keterkaitan dapat memberi indikasi pada apa yang di
inginkannya (what is desired). Pemikiran strategi ini tidak begitu saja
mmuncul sekali jadi.
Pada
mulanya pikiran strategis dalam pengelolaan organisasi amat sederhana sesuai
dengan lingkungan yang mempengaruhinya. Ketika lingkungan organisasi cenderung
stabil dan selalu seirama dengan kepentingan organisasi maka model perencanaan strategik yang ada amat
sederhana hanya memberikan titik berat pada peenuhan standar-standar operasional
yang telah di tentukan oleh manajemen, khususnya standar keuangan dan
produktivitas (output).[22]
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen
strategi adalah kumpulan keputusan dan tindakan yang merupakan hasil dari
formulasi dan implementasi, rencana yang didesain untuk mencapai tujuan suatu
perusahaan.
manajemen
strategi mencakup perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengendalian
keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan strategi
perusahaan, melalui “strategi” manajer mengartikan rencana berskala dasar dan
berorientasi masa depan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan yang
kompetitif untuk mencapai tujuan perusahaan. Suatu strategi merupakan rencana
permainan suatu perusahaan.Dalam menajemen srategiada tiga fungsi manajemen,
yaitu sebagai berikut:
1.
Perumusan atau
perencanaan stratejik (strategic planning).
2.
Pelaksanaan
stratejik (strategicimplementing).
3.
Pengawasan
stratejik (strategiccontrolling/evaluating).
Manajemen
strategik dikembangkan dalam kalangan militer Indonesia pada masa dawarsa tujuh
puluhan, guna mewujudkan suatu tatanan kekuatan nasional yang berperan
melindungi kebutuhan teritori serta kedaulatan bangsa dan negara.
B.
Saran
Demikianlah hasil makalah yang kami susun, semoga
makalah ini memberikan informasi yang akan memperdalam ilmu pembaca, dan tidak
menjadi satu-satunya rujukan pembaca, karena kami menyadari akan kekurangan
makalah ini, akan tetapi makalah ini segalanya berlandasan dari buku-buku dan
internet terpercaya. Demi kesempurnaan makalah ini dan makalah selanjutnya,
kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca. Demikian kami ucapkan
terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Suryadi
Prawirosentono, Manajemen Stratejik dan Pengambilan Keputusan Korporasi,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014).
M. Taufiq Amir,
Manajemen Strategik (Konsep dan Aplikasi), (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,2011).
Iwan Purwanto, Manajemen Strategi, (Bandung: CV. Yrama
Widya, 2006).
Nawawi Hadari, Manajemen Strategi, (Yogyakarta: Gajah Mada
Pers,2005).
http://jurnalskripsi.com/perumusan-strategi-pada-pt-pesona-remaja-industri-malang/
[1] Suryadi
Prawirosentono, Manajemen Stratejik dan Pengambilan Keputusan Korporasi,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014).
[2]
http://jurnalskripsi.com/perumusan-strategi-pada-pt-pesona-remaja-industri-malang/
[3] Suryadi
Prawirosentono, Manajemen Stratejik dan Pengambilan Keputusan Korporasi.2014
[4] M. Taufiq
Amir, Manajemen Strategik (Konsep dan Aplikasi), (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada,2011).
[5] M. Taufiq
Amir, Manajemen Strategik (Konsep dan Aplikasi), 2011.
[6] M. Taufiq
Amir, Manajemen Strategik (Konsep dan Aplikasi), 2011.
[7] Suryadi
Prawirosentono, Manajemen Stratejik dan Pengambilan Keputusan Korporasi,
2014.
[8] Iwan Purwanto,
Manajemen Strategi, (Bandung: CV. Yrama Widya, 2006).
[9]Suryadi
Prawirosentono, Manajemen Stratejik dan Pengambilan Keputusan Korporasi,
2014.
[10]Nawawi Hadari,
Manajemen Strategi, (Yogyakarta: Gajah Mada Pers,2005).
[11]Nawawi Hadari,
Manajemen Strategi,2005.
[12]Nawawi Hadari,
Manajemen Strategi,2005.
[13]Iwan Purwanto, Manajemen
Strategi, 2006.
[14]Iwan Purwanto, Manajemen
Strategi, 2006.
[15]Iwan Purwanto, Manajemen
Strategi, 2006.
[16]M. Taufiq Amir,
Manajemen Strategik (Konsep dan Aplikasi), 2011.
[17]M. Taufiq Amir,
Manajemen Strategik (Konsep dan Aplikasi), 2011.
[18]Suryadi
Prawirosentono, Manajemen Stratejik dan Pengambilan Keputusan Korporasi,
2014.
[19]Suryadi
Prawirosentono, Manajemen Stratejik dan Pengambilan Keputusan Korporasi,
2014.
[20]Nawawi Hadari,
Manajemen Strategi,2005.
[21]Nawawi Hadari,
Manajemen Strategi,2005.
[22]Nawawi Hadari,
Manajemen Strategi,2005.