Pendidikan di Jepang Makalah Lengkap
Desember 15, 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Jepang merupakan negara maju
diberbagai bidang kehidupan seperti : politik, ekonomi, sosial, budaya,
teknologi, dll. Kemajuan-kemajuan yang dimiliki Jepang tentu saja mempengaruhi
sarana dan prasarana serta kualitas pendidikan
yang ada di negara tersebut.Sejarah membuktikan bahwa pendidikan di
negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Yunani, Jerman, serta negara-negara
maju lainnya membangun kemajuan bangsa dengan memprioritaskan pendidikan yang
ada di negaranya dimana negara berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa serta
menghargai terhadap setiap perkembangan ilmu pengetahuan.
Bagi negara Jepang pendidikan
merupakan alat yang berperan sangat penting guna meningkatkan Sumber Daya
Manusia.Dimana kualitas pendidikan harus terus ditingkatkan karena mampu
menentukan kualitas Sumber Daya Manusia pada suatu negara itu
sendiri.Pendidikan diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan watak setiap
individu di tengah peradaban bangsa. Jepang dianggap unggul dalam memajukan pendidikan
yang ada di negaranya dimana Jepang terpilih sebagai negara dengan kualitas dan
sistem pendidikan terbaik se-Asia dan tercatat sejak tahun 1970 negara Matahari
Terbit ini mampu mengemban setiap tujuan-tujuan pendidikan yang telah
dicanangkannya hanya dalam kurun waktu 25 tahun.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
gambaran umum Negara Jepang?
2. Jelaskan
krakteristik pendidikan di Jepang?
3. Jelaskan perkembangan umat Islam
di Jepang?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui gambaran umum Negara Jepang.
2. Untuk mengetahui krakteristik Pendidikan di Jepang.
3.
Untuk mengetahui perkembangan umat Islam di Jepang.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Negara Jepang
Menurut mitologi tradisional, Jepang didirikan oleh Kaisar Jimmu pada abad ke-7 SM. Kaisar Jimmu memulai mata rantai monarki Jepang yang tidak terputus hingga kini. Meskipun
begitu, sepanjang sejarahnya, untuk kebanyakan masa kekuatan sebenarnya berada
di tangan anggota-anggota istana, shogun, pihak militer, dan memasuki zaman modern, di
tangan perdana menteri. Menurut Konstitusi Jepang tahun 1947, Jepang adalah negaramonarki konstitusional di bawah pimpinan Kaisar Jepang dan Parlemen Jepang.
Bentuk pemerintahan Jepang adalah kerajaan berkonstitusi. Kepala negarannya
adalah Kaisar, yang menurut kepercayaan orang Jepang, Kaisar adalah keturunan
Dewa Matahari. Kaisar juga ditetapkan sebagai lambang negara dan kesatuan
bangsa berdasarkan konstitusi tahun 1946. Kepala pemerintahannya adalah perdana
menteri. Kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat, dan wewenang legislatifnya dipegang oleh Diet (parlemen) yang terdiri dari dua majelis
terpilih, yaitu Dewan Perwakilan (512 anggota) dan Dewan Penasehat (252 orang).
Kekuasaan eksekutif berada ditangan kabinet yang bertanggung jawab kepada
legislatif.
Jepang terdiri dari 6.852 pulau yang menjadikanya sebagai negara kepulauan. Pulau-pulau utama dari utara ke selatan
adalah Hokkaido, Honshu (pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada di
keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar pulau di Jepang bergunung-gunung, dan
sebagian di antaranya merupakan gunung berapi. Gunung tertinggi di Jepang adalah Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk
Jepang berjumlah 128 juta orang, dan berada di peringkat ke-10 negara berpenduduk terbanyak di dunia. Tokyo secara de facto adalah ibu kota Jepang, dan berkedudukan sebagai sebuah prefektur. Tokyo Raya adalah sebutan untuk Tokyo dan beberapa kota
yang berada di prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan terluas di
dunia, Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang.[1]
Negara Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik Rakyat Tiongkok, Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa kelompok
pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah selatan Okinawa yang bertetangga dengan Taiwan.
Wilayah Negara Jepang
mengalami dua iklim, yaitu:
· Iklim Sub Tropis terdapat di wilayah Jepang bagian selatan meliputi Pulau
Kyusu, Pulau Shikoku, dan pulau Honshu bagian selatan.
· Iklim sedang terdapat di wailayah Jepang bagian tengah dan Jepang bagian
utara meliputi Pulau Honshu bagian utara dan Pulau Hokaido.
· Secara musim Negara Jepang mengalami 4 musim, yaitu musim panas
(Mei-Agustus), musim gugur (September-Oktober), musim dingin
(November-Februari), dan musim semi (Maret-April).
Sebagai negara maju, perekonomian Negara Jepang sudah mantap, perekonomian
Negara Jepang yang mantap ini didukung oleh sektor-sektor sebagai berikut.
1)
Pertanian
Hasil utama pertanian Negara Jepang adalah pangan walaupun hanya 16% dari
luas daratan di Jepang yang dipergunakan untuk pertanian, namun hasilnya
termasuk memuaskan.Hasil pertaniannya meliputi padi, kentang, jagung, gandum,
kacang, kedelai, teh, susu, perternakan babi, ayam, dan telur. Sayur-sayurannya
berupa lobak, kol, ketimun, tomat, wortel, bayam dan selada. Sedangkan
buah-buahan yang banyak ditanam adalah jeruk dan apel.
2)
Perikanan
Ikan merupakan sumber utama protein penduduk Negara Jepang sejak sebelum
Perang Dunia II sampai sekarang. Hasil-hasil perikanannya meliputi jenis ikan
makarel, salmon, haring, paus, tuna, dan hiu. Hasil laut lainnya berupa rumput
laut (di pantai timur Negara Jepang)
3)
Perindustrian
Negara Jepang merupakan Negara industri maju dan terkemuka da Benua Asia.
Bahkan, Jepang menjadi negara industri nomor dua di dunia setelah Amerika
Serikat.
4)
Pertambangan
Negara Jepang tidak kaya akan barang-barang tambang. Untuk mencukupi
kebutuhan barang-barang tambangnya, Jepang menimpor dari negara-negara lain.
Sebagai contoh antara lain bijih besi di impor dari negara Indonesia, Cina,
India dan batu bara di impor dari negara Korea.
Negara Jepang memiliki
tingkat kebudayaan yang tinggi dan banyak digemari oleh orang-orang di luar
Jepang.Beberapa bentuk hasil kebudayaan Negara Jepang antara lain:
a)
Noh
b)
Kabuki
c) Chanoyu
d) Ikebana
e) Origam,
dan masih banyak lagi hasil kebudayaan Negara Jepang,
misalnya seni berkebun, seni bela diri karate, judo juijitsu, sumo, dll.[2]
B.
Karakteristik Pendidikan di Jepang
Pendidikan di Jepang mencakup pendidikan formal di sekolah, pendidikan moral di rumah, dan pendidikan masyarakat (pendidikan seumur hidup). Wajib belajar pendidikan dasar dan menengah berlaku untuk
penduduk berusia 6 tahun hingga 15 tahun. Penduduk terdaftar yang memiliki anak
usia wajib belajar akan menerima pemberitahuan untuk memasukkan anak ke
sekolah. Sebagian besar lulusan sekolah menengah pertama melanjutkan ke sekolah menengah atas.
Sekolah negeri atau sekolah umum (公立学校kōritsu gakkō?) diselenggarakan oleh pemerintah prefektur atau pemerintah kota, dan kadang-kadang oleh
pemerintah pusat. Sebagian besar sekolah dasar negeri dan sekolah menengah
pertama negeri dikelola pemerintah kota. Sebagian besar sekolah menengah atas
dikelola oleh pemerintah prefektur, dan kadang-kadang oleh pemerintah kota.
Sekolah swasta (市立学校shiritsu gakkō?) diselenggarakan oleh badan hukum.
Tahun
ajaran dimulai bulan April. Kegiatan
belajar mengajar berlangsung dari Senin hingga Jumat (sekolah
negeri) atau Sabtu (sekolah
swasta). Satu tahun ajaran dibagi menjadi 3 caturwulan yang dipisahkan oleh
liburan singkat musim semi dan musim dingin, serta liburan musim panas yang lebih
panjang. Lama liburan sekolah bergantung kepada iklim tempat sekolah tersebut
berada. Di Hokkaido dan
tempat-tempat yang banyak turun salju, libur musim dingin lebih panjang dan libur musim panas lebih
pendek.
Pendidikan
anak usia dini memang tidak termasuk dalam pendidikan yang diwajibkan, namun
pemerintah menyediakan sekolah TK atau yg disebut dengan Youchien. Selain itu
juga ada Hoikuen (day care). Perbedaan antara Youchien dan Hoikuen hanya
terletak pada jam belajarnya. Youchien hanya dari pukul 8.50-13.30,
sedangkan Hoikuen dimulai sejak pukul 07.00-19.00.
Hoikuen memenag diperuntukkan untuk anak-anak yang orang tuanya bekerja dan
tidak ada yang bisa menjaganya. Oleh karena itu, salah satu syarat mendaftarkan
ke sekolah ini adalah surat keterangan bahwa kedua orang tua bekerja.[3]
Tingkatan
pendidikan di Jepang sama dengan di Indonesia yaitu dengan menggunakan sistem
6-3-3 (6 tahun SD, 3 tahun SMP, tiga tahun SMA) dan Perguruan Tinggi.
Pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama digolongkan sebagai Compulsory
Education dan Sekolah Menengah Atas digolongkan sebagai Educational
Board.
Di
Jepang Pendidikan dasar tidak mengenal ujian kenaikan kelas, tetapi siswa yang
telah menyelesaikan proses belajar di kelas satu secara otomatis akan naik ke
kelas dua, demikian seterusnya. Ujian akhir juga tidak ada, karena SD dan SMP
masih termasuk kelompok Compulsory Education.Sehingga
siswa yang telah menyelesaikan studinya di tingkat SD dapat langsung mendaftar
ke SMP. Selanjutnya siswa lulusan SMP dapat memilih SMA yang diminatinya,
tetapi kali ini mereka harus mengikuti ujian masuk SMA yang bersifat standar,
artinya soal ujian dibuat oleh Educational Board.
Pendidikan
taman kanak-kanak (TK), di Jepang lebih cenderung merupakan lembaga
pengembangan dan pelatihan kebiasaan sehari-hari. Karena itu pendidikan di
level TK bukanlah pengajaran, tatapi lebih tepat disebut pendidikan.
Sedangkan
untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), sifat dan karakteristik kurikulum di Jepang
hampir sama dengan kurikulum SD di Indonesia.
Hanya yang membedakan adalah pada mata pelajaran kebiasaan hidup yang
umumnya diajarkan di kelas 1 dan 2. Tujuan utama diajarkan mata pelajaran ini
adalah untuk mengenalkan dan membiasakan anak-anak pada pola hidup mandiri.
Daripada mengajarkan mata pelajaran IPA dan IPS, Jepang lebih memilih
memperkenalkan tata cara kehidupan sehari-hari kepada anak-anak yang baru lulus
dari tingkat TK yang lebih memfokuskan kegiatan bermain daripada belajar di
dalam kelas.
Pembelajaran
utama seperti bahasa Jepang dan berhitung mempunyai porsi yang lebih dibanding
pelajaran lainnya. Sedangkan pelajaran moral diajarkan tidak secara khusus
dalam mata pelajaran tertentu, tetapi diajarkan oleh wali kelas sejam seminggu
atau diintegrasikan melalui pelajaran lain. Dan pendidikan moral sudah termasuk
pada pendidikan agama (Kristen, Budha, Shinto). Selain murid disibukkan dengan
pendidikan akademik, pendidikan bersifat estetik berupa musik dan menggambar
juga diajarkan dalam porsi besar di kelas 1 dan 2.
Hampir
semua siswa di Jepang belajar bahasa Inggris sejak tahun pertama SMP, dan
kebanyakan mempelajarinya paling tidak selama 6 tahun. Mata pelajaran wajib di
SMP adalah bahasa Jepang, ilmu-ilmu sosial, matematika, sains, musik, seni
rupa, pendidikan jasmani, dan pendidikan kesejahteraan keluarga. Berbagai mata
pelajaran tersebut diberikan pada waktu yang berlainan setiap hari selama
seminggu sehingga jarang ada jadwal pelajaran yang sama pada hari yang berbeda.
Dibandingkan
kurikulum SD dan SMP, kurikulum SMA di Jepang paling sering berubah. Pada
tingkat ini sudah diadakan sistem penjurusan seperti di Indonesia. Sifat khas kurikulum
SMA adalah kompleksnya pelajaran yang diajarkan. Contohnya pelajaran bahasa
Jepang yang mulai dikelompokkan menjadi literatur klasik dan modern. Penjurusan
dilakukan di kelas 3, jurusan yang ada meliputi IPA dan budaya/sosial. Tetapi seiring
berjalannya waktu penjurusan mengalami perkembangan karena banyaknya lulusan
SMA yang memilih akademi yang terkait dengan teknik, pertanian, perikanan,
kesejahteraan masyarakat, dan lain lain.
Ada
tiga jenis lembaga pendidikan tinggi, yaitu: universitas, junior college
(akademi), dan technical college akademi teknik). Di universitas terdapat
pendidikan sarjana (S-1) dan pascasarjana (S-2 dan S-3). Pendidikan S-1
berlangsung selama 4 tahun, menghasilkan sarjana bergelar Bachelor’s degree,
kecuali di fakultas kedokteran dan kedokteran gigi yang berlangsung selama 6
tahun. Pendidikan pascasarjana dibagi dalam dua kategori, yakni Master’s
degree (S-2) ditempuh selama 2 tahun
sesudah tamat S-1dan Doctor’s degree (S-3) ditempuh selama 5 tahun.
Pendidikan
tinggi di Jepang berada di bawah pengelolaan tiga lembaga, yaitu pemerintah
pusat, pemerintah daerah, dan pihak swasta. Ada lima jenis pendidikan tinggi
yang bisa dipilih mahasiswa asing di negara Jepang ini, yaitu: program sarjana,
pascasarjana, diploma (non gelar), akademi, dan sekolah kejuruan. Program
sarjana menerima tiga macam mahasiswa, yaitu: mahasiswa reguler, mahasiswa
pendengar, dan mahasiswa pengumpul kredit.[4]
Adapun tujuan yang menjadi target pedidikan jepang adalah
sebagai berikut:
1. Mengembangkan
kepribadian setiap individu secara utuh.
2. Berusaha
keras mengembangkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas baik pikiran maupun
jasmani.
3. Mengajarkan
kepada setiap siswa agar senantiasa memelihara keadilan dan kebenaran.
4. Setiap siswa
dididik untuk selalu menjaga keharmonisan dan menghargai terhadap lingkungan
sosialnya.
5. Setiap siswa
dituntut untuk disiplin, menghargai waktu, dan memiliki etos kerja.
6. Pengembangan
sikap bertanggungjawab terhadap setiap pembebanan pelajaran dan tugas yang
diberikan kepada siswa sesuai dnegan tingkat pendidikannya masing-masing.
7. Meningkatkan
semangat independen setiap siswa untuk membangun negara dan menjaga perdamaian
dunia.[5]
C.
Perkembangan Umat Islam di Jepang
Islam
benar-benar akan meliputi ujung timur dan barat dunia, termasuk ke negeri
Jepang. Di Tokyo Camii, atau dikenal juga Masjid Tokyo, Imam Ensari Yenturk
membacakan ayat-ayat Al-Quran mengiringi kedamaian, para jamaah termasuk
seorang pria Jepang setengah baya, bersujud menghadap ka'bah. Tokyo Camiee
& Turkish Cultural Center atau dikenal dengan Masjid Tokyo yang terletak di
Shibuya Ward dengan arsitek Utsmani dan kaligrafi Arab yang indah merupakan
salah satu masjid bagi komunitas Muslim di Jepang.
Sekalipun
jumlah Muslim di Jepang masih kecil, namun berkembang pesat. Diperkirakan
jumlahnya sekitar 110.000 hingga 120.000, termasuk sekitar 10.000 Muslim asli
Jepang.
Meskipun
kesulitan yang dihadapi oleh kaum Muslim di Jepang, termasuk citra negatif atas
Islam dan Muslim, ditambah dengan sulitnya menemukan makanan halal, jumlah
masjid yang masih sedikit, namun jumlah umat Islam di negeri matahari terbit
itu meningkat dari hari ke hari.
Menurut
penelitian yang dilakukan Hirofumi Tanada, profesor ilmu kemanusiaan di
Universitas Waseda Tokyo mengatakan, ada 58 masjid di Jepang pada April 2009,
dau lagi baru didirikan baru-baru ini, hingga totalnya 60 masjid.
Selain
masjid, menurutnya, terdapat lebih dari 100 mushola atau tempat-tempat sholat
sementara yang tersebar di seluruh negeri.
Tanada
menjelaskan, Islam masuk ke Jepang sekitar awal tahun 1920-an, ketika ratusan
Muslim Turki beremigrasi dari Rusia setelah Revolusi Rusia 1917.
Pada
akhir 1930-an ada sekitar 1.000 Muslim dari berabagai asal-usul, kata Tanada.
Gelombang berikutnya datang pada 1980-an, ketika gelombang pekerja migran dari
Iran, Pakistan dan Bangladesh datang, secara signifikan meningkatkan populasi
Muslim.[6]
Dr
Zakaria Ziyad, kepala Lembaga Kaum Muslimin (LKM), di Jepang mengungkapkan,
Islamic Center yang terletak di ibukota Jepang, Tokyo tengah merintis pendirian
sekolah Islam pertama di Jepang. Ia menambahkan, sebagian data statistik
menunjukkan, dalam sehari, sekitar 10 WN Jepang masuk Islam. Dalam wawancaranya
dengan surat kabar ‘Khaleej’ yang terbit di Emirat, Ziyad, mengatakan, saat ini
telah dibeli sebidang tanah di dekat Masjid Terbesar di Tokyo. Rencananya akan
didirikan sebuah sekolah di areal tersebut. Ziyad, yang mengajar sebagai dosen
di Tokyo University dan juga ketua Ikatan Mahasiswa Muslim (IMM) di Jepang
menyiratkan, kaum Muslimin di Jepang selalu ragu-ragu untuk membangun masjid.
Akibatnya, di seantero Jepang baru ada sekitar 50 buah masjid saja yang harus
melayani ribuan kaum Muslimin. Padahal, konstitusi Jepang menyatakan tidak ikut
campur dalam permasalahan keyakinan agama.
Sayangnya,
kaum Muslimin masih tidak mampu untuk mendirikan masjid, yang sebetulnya
merupakan pintu penting untuk menjaga identitas Islam dan kaum Muslimin di
Jepang. Ziyad menyebutkan, di antara masjid paling menonjol yang ada di negeri
itu adalah masjid ‘Nagoya’ yang didirikan oleh Kementerian Wakaf, Uni Emirat
Arab. Pendiriannya saat itu menelan biaya sebesar 1,5 juta Dolar AS yang
didesain dengan gaya arsitektur tercanggih. Selain itu, ada juga masjid Besar
Tokyo dan Osaka.
Statistik menunjukkan
bahwa di sekitar 80% dari jumlah penduduk Jepang adalah penganut Buddha atau Shinto, sedangkan
hanya 0,095% atau hanya berjumlah 121.062 orang. Bilangan pendakwah yang
berpotensi dalam komunitas Muslim di Jepang adalah amat kecil, dan terdiri dari
para pelajar dan berbagai jenis pekerjaan yang bertumpu di kota besar seperti Hiroshima, Kyoto, Nagoya, Osaka dan Tokyo.
Terdapat
keperluan yang lanjut untuk orang-orang Muslim bertahan dari tekanan-tekanan
dan godaan-godaan gaya hidup modern yang lebih menggoda. Orang-orang Muslim
juga menghadapi kesulitan terhadap komunikasi, perumahan, pendidikan anak,
makanan halal, serta
kesusasteraan Islam, dan semua ini menghalangi kegiatan-kegiatan dakwah di
Jepang.
Tanggapan
salah terhadap ajaran Islam yang diperkenalkan oleh media-media barat perlu
diluruskan dengan cara yang lebih cakap dan yang mengambil kira ciri penting
masyarakat Jepang sebagai salah satu negara yang paling tidak buta huruf di
dunia. Bagaimanapun, disebabkan persebaran orang Muslim yang amat sedikit,
terjemahan Alquran dalam bahasa Jepang juga tidak mudah didapati. Hampir tidak
adanya kesusasteraan Islam di dalam toko-toko buku atau
perpustakaan-perpustakaan umum, kecuali beberapa esai dan buku dalam bahasa
Inggris yang dijual pada harga yang kurang terjangkau.
Oleh
itu, tidaklah mengejutkan untuk mendapati bahwa pengetahuan orang awam Jepang
tentang agama Islam hanya dihadapkan kepada beberapa istilah yang berkaitan
dengan poligami, Sunni dan Syiah, Ramadhan, Haji, Nabi
Muhammad, dan Allah. Dengan kesan-kesan yang semakin terang tentang kesadaran
kewajiban komunitas-komunitas Islam serta penilaian yang rasional, Umat Muslim
telah menunjukkan tanggungan yang lebih kuat terhadap pelaksanaan
kegiatan-kegiatan dakwah dengan cara yang lebih teratur.[7]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tujuan pendidikan Jepang lebih mengarah pada pengembangan kepribadian
individu secara utuh, menanamkan jiwa yang bebas dan bertanggungjawab,
bertoleransi untuk menghargai antar individu. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
prinsip pendidikan yang ada di negara Jepang lebih bersifat humanis
bekaitan dengan kehidupan sehari-hari dan ilmunya benar-benar real dapat
diaplikasikan dan dibutuhkan di kehidupan nyata.
Pendidikan wajib yang diberikan secara gratis di negara tersebut menandakan
bahwa pemerintahan disana memang amat memperdulikan Sumber Daya Manusia di
negaranya dan menjadi bukti bahwa sistem administrasi negara Jepang memang
berjalan dengan baik dan bertanggungjawab terhadap pemenuhan kebutuhan
negaranya termasuk memfasilitasi sarana dan prasarana yang bermutu dalam proses
belajar menagajar. Budaya disiplin waktu dan kerja keras negara Jepang yang
sejak dahulu diajarkan dari leluhur-leluhur mereka selalu mereka tanamkan di
dalam kehidupan sehari-hari turut berpengaruh pada kemajuan negara ini.
Kesuksesan dari negara maju inilah yang patut kita contoh bagi negara kita
dimana harus ada kerjasama yang baik antar berbagai sistem yang ada di negara
terutama sistem pendidikan yang kaitannya dengan peningkatan kualitas manusia.
Apabila sistem-sistem tersebut berjalan dengan baik maka kemajuan suatu negara
akan tercapai dan yang teramat penting perlu adanya pembinaan moral yang baik
dalam setiap individu-individu suatu negara karena awal dari kesuksesan diawali
dari karakteristik pribadi suatu bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Jepang/23/11/15
http://remodonline.blogspot.co.id/2011/10/gambaran-umum-jepang.html 23/11/15
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Jepang/ 23/11/15
http://www.pangisyarwi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=58:comperative-sistem-pendidikan-jepang-dengan-indonesia&catid=8:makalah&Itemid=103/ 23/11/15
http://najiamabrura.blogspot.co.id/2014/11/makalah-perbandingan-pendidikan-jepang.html
http://www.lampuislam.org/2014/03/perkembangan-islam-di-jepang-semakin.html/ 23/11/15
https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Jepang/ 23/11/15
[1]https://id.wikipedia.org/wiki/Jepang/23/11/15
[2]http://remodonline.blogspot.co.id/2011/10/gambaran-umum-jepang.html 23/11/15
[3]https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Jepang/23/11/15
[4]http://www.pangisyarwi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=58:comperative-sistem-pendidikan-jepang-dengan-indonesia&catid=8:makalah&Itemid=103/23/11/15
[5]http://najiamabrura.blogspot.co.id/2014/11/makalah-perbandingan-pendidikan-jepang.html
[6]http://www.lampuislam.org/2014/03/perkembangan-islam-di-jepang-semakin.html/ 23/11/15
[7]https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Jepang/ 23/11/15