Makalah Kausalitas
November 08, 2016
A.
Pengertian Kausalitas
Kausalitas merupakan prinsip sebab-akibat yang ilmu dan pengetahuan yang secara
otomatis bisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan dan perantaraan ilmu yang
lain; bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta
kekhususan-kekhususan eksistensinya akibat sesuatu atau berbagai hal lain yang
mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan
sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu
manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
Semua kejadian di dnia ini tidak ada yang kebetulan, semua kejadian
pasti ada sebab yang mendahuluinya sebelum kejadian itu terjadi. Dalam sebab
itu sendiri ada sebab yang mesti(necessary causa) dan sebab yang menjadikan
(sufficient causa). Sebab yang mesti adalaah suatu keadaan bila tidak ada maka
akibatnya tidak aka terjadi tetapi
dengan adanya akibatnya tidak harus terjadi . contohnya sepertu oksigen yang
merupakan sebab adanya kebakaran. Tanpa adanya oksigen, kebakaran tidak mungkin
terjadi, tetapi dengan adanya oksigen kebakaran tidak harus terjadi. Sedangkan
sebab yang menjadikan adlah sesuatu yang adanya menyebabkan akibat lahir,
sedangkan tidak adanya juga akibat tidak mungkin terlaksana. Dengan kata lain
sebab yang menjadikan adalah sesuatu yang ada atau tidaknya menentukan ada dan
tidaknya akibat. Misalnya seperti kompor meledak adalah sebab yang
mengakibatkan seluruh rumah di suatu gang musnah jadi abu. Tapi kita harus
ingat bahwa sebab yang menjadikan dapat terlaksana bila sebab yang mesti juga
ada. Contohnya seperti jika ada kompor meledak tetapi bila saat itu oksigen
tidak ada maka kebakaran seluruh gang itu tidak akan terjadi. Jadi meledaknya
kompor merupakan sebab yang menjadikan kebakaran.
Disamping itu juga ada sebab yang jauh dan sebab yang langsung. Bila A
mengakibatkan B dan B mengakibatkan C, C mengakibatkan D, D mengakibatkan E,
dan E mengakibatkan F maka E adalah sebab yang langsung, sedangkan A adalah
sebab yang jauh. Dalam konsep diatas dapat kita contohkan pada kehidupan
sehari-hari. Contohnya, kita ingin menelusuri sebab tewasnya seorang mahasiswa dalam
kecelakaan kendaraan, kita akan mendapatkan sebab yang berantai. Iya tewas
karena menyebrang jalan dengan cepat tanpa perhitungan sehingga mobil yang
kebetulan lewat tidak dapat menghindari tabrakan tersebut. Mengapa ia memotong
jalan tanpa perhitungan? Kareba ia tergesa-gesa ingin segera sampai dikampusnya
sebab hari itu harus mengikuti ujian dan ia takut terlambat. Mengapa ia
terlambat berangkat? Karena ia terlambat
bangun. Mengapa terlambat bangun? Karena tadi malam dia tidur terlalu larut,
kenapa tidur terlalu larut?.... dan seterusnya. Sehingga seperti yang telah
kita ketahui sebab ternyata merupakan akibatsari sebab yang mendahuluinya.
Induksi yang mendasarkan kepada aksioma sebab bila dirumuskan berbunyi.
a.
Tidak ada sesuatu itu disebut
sebab bagi suatu akibat bila ia tidak dijumpai pada saat akibat terjadi.
b.
Tidak ada sesuatu itu disebut
sebab bagi suatu akibat bila ia dijumpai pada saat akibat tidak terjadi.
B.
Metode Induksi Mill
John stuart mill (1806-1873) adalah seorang filosof inggris untuk
merumuskan empat metode induksi yang kemudian terkenal dengan sebutan metode
penyimpulan induktif mill. Kemudian orang yang datang setelah mill menambah
satu metode lagi yaitu metode gabungan persetujuan dan perbedaan.
1.
Metode persetujuan : apabila ada
dua macam peristiwa atau lebih pada gejala yang diselidiki dan masing-masing
peristiwa itu mempunyai faktor yang sama, maka faktor itu merupakan
satu-satunya sebab bagi gejala yang diseliki
2.
Metode perbedaan : jika sebuah
peristiwa mengandung gejala yang diselidiki dan sebuah peristiwa lain yang
tidak mengandungnya, namun faktornya sama kecuali satu, dan yang satu itu
terdapat pada peristiwa pertama maka faktor satu-satunya itu yang menyebabkan
peristiwanya berbeda itu adalah faktor yang tidak bisa dilepaskan dari sebab
terjadinya gejala.
3.
Metode Persamaan Variasi : Apabila
suatu gejala yang dengan sesuatu cara berubah ketika gejala lain berubah dengan
cara tertentu, maka gejala itu adalah sebab atau akibat dari gejala lain
4.
Metode siasisihan : jika ada
peristiwa dalam keadaan tertentu dan keadaan tertentu ini merupakan akibat dari
faktor yang mendahuluinya, maka sisa akibat yang terdapat pada peristiwa itu
pasti disebabkan oleh faktor yang lain.
5.
Metode gabungan persetujuan dan
perbedaan
Seperti
namanya, metode ini merupakan variasi metode persetujuan dan metode perbedaan,
maksudnya adalah jika ada sekumpulan peristiwa dalam gejala tertentu hanya
memiliki sebuah faktor yang bersamaan, sedangkan dalam beberapa peristiwa
dimana gejala itu terjadi, dijumpai faktor-faktor lainnya yang juga dijumpai
pada saat gejala itu terjadi kecuali sebuah faktor yang bersamaan, maka faktor
ini merupakan faktor yang mempunyai hubungan kausal dengan gejala itu.
C.
Kekeliruan Dalam Penalaran Kausalitas
Suatu kekeliruan yang sering terjadi karena mengakui sesuatu yang
terjadi berurutan maka peristiwa yang kedua adalah akibat dari peristiwa yang
pertama atau yang mendahuluinya. Kita telah mengetahui bahwa untuk membuktikan
hubungan sebab akibat suatu peristiwa tentu tidak sekedar menyimpulkan bahwa
peristiwa kedua merupakan akibat dari peristiwa pertama.
Kekeliruan ini terjadi karena melihat peristiwa yang ada secara
sepintas. Untuk menentukan bahwa suatu peristiwa itu merupakan sebab bagi
peristiwa lainnya tidaklah sekedar menunjuk bahwa peristiwa pertama adalah
sebab dari oeristiwa kedua. Kita harus dapat menjelaskan secara cermat bahwa
kedua peristiwa memiliki hubungan yang pasti. Jika peristiwa kedua tidak
relevan atau tidak pasti dengan peristiwa pertama, maka bertentangan dengan
hukum yang telah kita ketahui