Pendekatan Struktural Guru
Oktober 31, 2016
Abstrak: Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dalam kurikulum, guru perlu melakukan serangkaian kegiatan
pembelajaran mulai dari perencanaan, menentukan strategi, pemilihan materi dan
metode pembelajaran, sampai pada penilaian. Serangkaian kegiatan pembelajaran
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut sering disebut dengan
pendekatan yang dilakukan oleh guru atau pendekatan pembelajaran.
Kata Kunci. Pendekatan, Struktural Guru.
PENDAHULUAN
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendekatan adalah proses,
cara perbuatan mendekati. Sedangkan guru adalah orang yang pekerjaannya (mata
pencahariannya, profesinya) mengajar.[1]
Sedangkan pendekatan pembelajaran menurut Syaiful Sagala
merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan
instruksional, pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih
kegiatan pembelajaran, apakah guru akan menjelaskan suatu pengajaran dengan
materi bidang studi yang sudah tersusun dalam urutan tertentu, ataukah dengan
menggunakan materi yang terkait satu dengan yang lainnya dalam
tingkatan kedalaman yang berbeda, atau bahkan merupakan materi yang terintegrasi
dalam suatu kesatuan multi disiplin ilmu.[2]
Pendekatan pembelajaran ini merupakan suatu penjelas
mempermudah bagi para guru memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah
bagi siswa untuk memahami materi ajar yang disampaikan guru, dengan memelihara
suasana pembelajaran yang menyenangkan.
PEMBAHASAN
Menjadi guru kreatif, profesional, dan menyenangkan dituntut
untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode
pembelajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran
yang kondusif dan menyenangkan. Cara guru melakukan sesuatu kegiatan
pembelajaran mungkin memerlukan pendekatan dan metode yang berbeda dengan
pembelajaran lainnya. E. Mulyasa mengungkapkan empat pendekatan
pembelajaran yang perlu dipahami guru untuk dapat mengajar dengan baik, yaitu: [3]
1. Pendekatan
Struktural
Pendekatan Struktural merupakan salah satu pendekatan
dalam pembelajaran bahasa yang dilandasi oleh asumsi yang menganggap bahasa
sebagai kaidah. Atas dasar anggapan tersebut timbul pemikiran bahwa
pembelajaran bahasa harus mengutamakan penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau
tata bahasa. Oleh sebab itu, pembelajaran bahasa perlu dititik beratkan pada
pengetahuan tentang struktur bahasa yang tercakup dalam fonologi, mofologi, dan
sintaksis. Dalam hal ini pengetahuan tentang pola-pola kalimat, pola kata, dan
suku kata menjadi sangat penting. Dengan struktural, siswa akan menjadi cermat
dalam menyusun kalimat, karena mereka memahami kaidah-kaidahnya.
2. Pendekatan
kompetensi
Kompetensi
menunjukkan kepada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui
pembelajaran dan latihan. Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran,
kompetensi menunjukkan kepada perbuatan yang bersifat rasional dan memenuhi
spesifikasi tertentu dalam proses belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan
kompetensi merupakan indikator yang menunjukkan kepada perbuatan yang bisa
diamati, dan sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap, serta tahap-tahap pelaksanaanya secara utuh.
Paling tidak terdapat empat teoritis yang mendasari pendidikan berdasarkan
pendekatan kompetensi.
Pertama,
adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran individual.
Melalui pembelajaran individual siswa diharapkan dapat belajar sendiri, tidak tergantung
pada orang lain. Setiap siswa dapat belajar dengan cara dan berdasarkan
kemampuan masing-masing.
Kedua,
pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) atau belajar
sebagai penguasaan (learning for mastery) adalah suatu falsafah tentang pembelajaran
yang mengatakan bahwa dengan sistem pembelajaran yang tepat semua peserta didik
akan dapat belajar dengan hasil yang baik dari seluruh bahan yang diberikan.
Ketiga,
landasan teoritis ketiga bagi perkembangan pendidikan berdasarkan kompetensi adalah
usaha penyusunan kembali bakat.
Keempat,
strategi mencapai kompetensi merupakan strategi untuk membantu siswa dalam
menguasai kompetensi yang ditetapkan. Untuk itu dapat dibuat sejumlah
alternatif kegiatan, misalnya membaca, mendengarkan, berkreasi, berinteraksi,
observasi dan sebagainya sampai terbentuk suatu kompetensi.
Berdasarkan
uraian di atas pembelajaran dengan pendekatan kompetensi dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Tahap perencanaan
2)
Pelaksanaan pembelajaran
3)
Evaluasi dan penyempurnaan
Dalam
tahap perencanaan pertama-tama perlu ditetapkan kompetensi-kompetensi yang akan
diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran merupakan
langkah merealisasikan konsep pembelajaran dalam bentuk perbuatan. Sedangkan
evaluasi dan penyempurnaan perlu dilakukan sebagai suatu yang kontiniu untuk
memperbaiki pembelajaran dan membimbing pertumbuhan siswa. Dalam kaitannya
dengan pembelajaran berdasarkan pendekatan kompetensi, evaluasi dilakukan untuk
menggambarkan perilaku hasil belajar dengan respon siswa yang dapat diberikan
berdasarkan apa yang diperoleh dari belajar.
3. Pendekatan
keterampilan proses
Pendekatan
keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada
proses belajar, aktivitas, kreativitas siswa dalam memperoleh pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam pengertian tersebut termasuk di antaranya keterlibatan
fisik, mental, dan sosial siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai
suatu tujuan.
Pembelajaran
berdasarkan pendekatan keterampilan proses perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1)
Keaktifan peserta didik didorong oleh kemauan untuk belajar karena adanya
tujuan yang ingin dicapai
2)
Keaktifan peserta didik akan berkembang jika dilandasi dengan pendayagunaan potensi yang
dimilikinya.
3)
Suasana kelas dapat mendorong atau mengurangi aktivitas peserta didik. Suasana
kelas harus dikelola agar dapat merangsang aktivitas dan kreativitas belajar
peserta didik.
4)
Dalam kegiatan pembelajaran, tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar
melalui bimbingan dan motivasi untuk mencapai tujuan.[4]
Pendekatan keterampilan proses bertolak dari suatu pandangan
bahwa setiap siswa memiliki potensi yang berbeda, dan dalam situasi yang
normal, mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Oleh karena itu
tugas guru adalah memberikan kemudahan kepada siswa dengan menciptakan
lingkungan yang kondusif agar semua siswa dapat berkembang secara optimal.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendorong aktivitas dan
kreativitas peserta didik dalam pembelajaran antara lain: diskusi, pengamatan,
penelitian, praktikum, tanya jawab, karya wisata, studi kasus, bermain peran,
dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan
pembelajaran.
4. Pendekatan
lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan siswa melalui
pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa
kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian jika apa yang dipelajari diangkat
dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan
berfaedah bagi lingkungan. Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti siswa
mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri apa-apa
yang ada di lingkungan sekitar, baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan
sekolah. Dalam hal ini siswa dapat menanyakan sesuatu yang ingin diketahui
kepada orang lain di lingkungan mereka yang dianggap tahu tentang masalah yang
dihadapi. Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat dilakukan
dengan cara:
1)
Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran. Hal ini
bisa dilakukan dengan metode karya wisata, metode pemberian tugas, dan
lain-lain.
2)
Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah untuk kepentingan
pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli, seperti nara sumber, bisa juga
sumber tiruan seperti: model atau gambar.
Guru
sebagai pemandu pembelajaran dapat memilih lingkungan dan menentukan cara-cara
yang tepat untuk mendayagunakannya dalam kegiatan pembelajaran, dan pemilihan
tema dan lingkungan yang akan didayagunakan hendaknya didiskusikan dengan
siswa.
KESIMPULAN
Dengan
demikian dapat disimpulkan pendekatan guru adalah proses, cara atau perbuatan
mendekati yang dilakukan seorang guru kepada peserta didik untuk menciptakan
proses pembelajaran yang efektif dan efisien, dalam mengajar, guru harus pandai
menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, pandangan guru terhadap siswa
akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai
pandangan yang sama dalam menilai siswa, hal ini akan mempengaruhi pendekatan
yang guru ambil dalam pengajaran.
Guru yang memandang siswa sebagai
pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang
memandang siswa sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala
hal, maka sangat penting meluruskan kekeliruan dalam memandang setiap siswa,
dalam memandang siswa sebaiknya dipandang bahwa setiap siswa mempunyai
kepribadian yang berbeda-beda, sehingga guru dapat dengan mudah melakukan
pendekatan pengajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa E..
Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008)
Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001
Sagala Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran,
(Bandung: Alfabeta, 2009)
[1] Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm. 246.
[3] E. Mulyasa. Menjadi Guru Profesional Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),
hlm. 96-106.